Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Cerita di Balik Jatuh Cinta Seperti di Film-film Peraih 7 Piala Citra

Ada kisah lain di balik cerita Jatuh Cinta Seperti di Film-film karya sutradara Yandy Laurens yang menyabet 7 Piala Citra FFI 2024.

21 November 2024 | 23.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sutradara dan penulis skenario Yandy Laurens menerima Piala Citra untuk kategori Penulis Skenario Asli Terbaik dalam film "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film" pada Festival Film Indonesia (FFI) 2024 di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten. TEMPO/Ilham Balindra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Jatuh Cinta Seperti di Film-film, Yandy Laurens, menceritakan ide awal membuat film itu. Ide awal film panjang peraih Piala Citra di Festival Film Indonesia atau FFI 2024 itu, adalah potongan kisah tentang ibunya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Yandy Laurens, awalnya ia mau bercerita tentang kehidupan mamanya yang berstatus single parent. "Mempertanyakan kalau sudah kehilangan, boleh enggak sih jatuh cinta lagi?" kata dia kepada Tempo seusai menerima Piala Citra di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu malam, 20 November 2024.

Memahami Ibu Lewat Film

Peran utama film ini dimainkan oleh Hana (Nirina Zubir) dan Bagus (Ringgo Agus Rahman). Jatuh Cinta Seperti di Film-film mengikuti kisah Bagus yang adalah penulis naskah film. Dia cukup lama terlibat dalam industri itu dan menggarap berbagai skenario adaptasi film dan sinetron populer.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suatu ketika, Bagus mendapat kesempatan menulis skenario asli buatan sendiri. Kali ini, ia mengangkat ide cerita bergenre komedi romantis. Yang berkisah tentang seorang pria yang melajang di usia 30-an. Lalu ia jatuh cinta kepada teman lamanya yang baru empat bulan menjanda. Yandy, merekam cerita itu dalam visual penuh warna dan hitam putih.

Menurut sutradara film Keluarga Cemara itu, persoalan jatuh cinta kedua seorang perempuan yang sudah ditinggal suami masih dianggap sebagai masyarakat Indonesia sebagai sesuatu yang tabu. "Jadi, awalnya saya mau coba memahami mama saya melalui film," tutur dia, menjelaskan latar belakang gagasan awal film berdurasi 118 menit itu.

Jatuh Cinta Seperti di Film-film. Dok. Imajinari

Namun saat proses menulis skenario, hati nurani Yandy berkata lain. Ia berpikir kembali bahwa sejujurnya ia ingin mengangkat tema itu karena menginginkan film itu menjadi bagus. "Bukan karena benar-benar mau mengerti mama," tutur dia, disela-sela kesibukan pengumuman penerima Piala Citra itu.

Sebab jika mengerti sang ibu, kata Yandy, yang ia lakukan bukanlah sebuah film, tapi pulang kampung atau menelepon ibunya dan berbagi cerita. "Mama saya di Makassar," kata dia. "Di mata mama, saya kan anak, bukan director, bukan writer."

Jadi Sebuah Pengakuan

Film lirisan 30 November 2023 dan sudah tayang di Netflix itu kemudian berubah menjadi sebuah kisah romantis. Dengan cerita tentang seorang penulis yang mau memberikan kado romantis ke pasangannya. Yandy bertutur, kisah itu menjelaskan seorang penulis yang menyadari bahwa dia adalah seorang pengecut yang berlindung di balik semua romansa.

"Takut menghadapi hubungan yang nyata. Jadi plot twist-nya bagus. Sebenarnya pengakuan ke kebodohan saya, sih," ucap dia tentang film yang menyabet tujuh Piala Citra dari total 11 nominasi yang diperolehnya itu. 

Jatuh Cinta Seperti di Film-film, Ringgo dan Nirina berhasil meraup Piala Citra dari kategori Pemeran Utama Pria dan Perempuan Terbaik. Sementara Alex Abbad dan Sheila Dara menang kategori Pemeran Pendukung Pria dan Perempuan Terbaik. Sementara Yandy dianugerahkan Penulis Skenario Asli Terbaik dan Donne Maula sebagai Pencipta Lagu Tema Terbaik.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus