Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Film Jangan Sendirian Bakal Sajikan Horor Tanpa Hantu Lokal

Penonton tak akan menemukan karakter pocong, jaelangkung, kuntilanak, atau genderuwo dalam film Jangan Sendirian.

3 Maret 2019 | 06.00 WIB

Pemain dan kru film Jangan Sendirian (TEMPO/Pribadi Wicaksono)
Perbesar
Pemain dan kru film Jangan Sendirian (TEMPO/Pribadi Wicaksono)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sutradara Wijanarko alias X.Jo mulai menggarap film terbarunya bergenre horror berjudul ‘Jangan Sendirian’ yang sebagian besar syutingnya mengambil lokasi di Yogyakarta.

Baca: Dilan 1991 Tembus 800 Ribu Penonton di Hari Pertama

Film yang digarap dari pada 2 hingga 8 Maret 2019 ini, mengambil sedikitnya 11 latar lokasi di Yogya. Di antaranya kawasan obyek wisata dataran tinggi Kaliurang hingga Hutan Wanagama.

Menggandeng rumah sinema Lensadewa Production dan Adglow Pictures, X.Jo mengatakan film horor garapannya bakal berbeda dengan film horor umumnya yang kadang memuat alur cerita berlebihan serta mengekspos sosok menyeramkan.

Sutradara yang menggarap film Sultan Agung bersama Hanung Bramantyo itu menjamin, penonton tak akan menemukan karakter pocong, jaelangkung, kuntilanak, atau genderuwo dalam film barunya ini.

“Film ini berbeda dengan horor umumnya karena kami menampilkan ‘hantu modern’, bukan horor biasanya,” ujar X.Jo ditemui di Yogyakarta, Sabtu, 2 Maret 2019.

Hantu modern yang dimaksud dalam film yang dibintangi nama beken seperti Robby Sugara, Agatha Valerie, David John Schaap, Jasi Michelie Tumbel dan Henry Boboy itu mengadopsi sosok iblis yang menjelma dalam berbagai profesi masyarakat.

Entah menjelma menjadi birokrat, dokter, wartawan, polisi, atau profesi lainnya yang akrab dengan keseharian penonton.

Dalam film itu misalnya dialurkan ada empat tokoh utama secara bergantian mengalami peristiwa menyeramkan ketika sedang sendirian. Kepanikan dan histeria datang begitu saja tanpa mereka duga.

Atau kisah mistis yang umum jadi obrolan. “Misalnya saja suatu ketika saya bicara berhadapan dengan seorang teman namannya si A, tak lama kemudian Si A kirim pesan Whatsapp kalau dia tak bisa ketemu saya. Lalu siapa yang tadi berbicara sama saya?” ujar sutradara Garuda Superhero itu.

Dengan bentuk horor itu, X.Jo ingin memberikan rasa pengalaman yang melekat kuat kepada penonton. Sebab gagasan film ini dibuat berdasarkan apa yang familiar dan dekat dengan keseharian setiap orang. Begitu banyak orang takut dengan kesendirian. Seperti takut gelap, tiba–tiba cemas, atau merasa diteror dengan khayalan sendiri tanpa sebab jelas.

X.Jo berharap film ini dapat menjadi prototipe untuk horor genre baru yang memperkaya jagad film nasional. “Semoga dari horor seperti ini ke depan bisa melahirkan judul-judul baru dengan genre yang sama," ujarnya.

Pasca pengambilan gambar di Yogyakarta awal Maret ini, tahap berikutnya film itu akan memasuki tahap post produksi di Jakarta. Belum diperkirakan kapan film resmi akan dirilis.

Adapun Executive Produser Jangan Sendirian, Aji Fauzi Witjaksono menuturkan pihaknya menargetkan horor genre baru ini bisa mendulang satu juta penonton lebih.

“Rencananya kami juga akan menayangkan di lima negara lain," ujar Aji.

Baca: 5 Film Indonesia Paling Laris Sepanjang 2018

PRIBADI WICAKSONO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Mila Novita

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan bergabung dengan redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus