Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Satu tahun terakhir, diva Katy Perry seperti menolak berhenti. Setelah merilis album baru bertajuk 143 pada September lalu, berkampanye mendukung Kamala Harris dalam pemilihan presiden Amerika Serikat. Lalu perjalanan ke luar angkasa, kini ia bersiap meluncurkan tur dunia berskala besar yang terinspirasi dari tema fiksi ilmiah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penyanyi berusia 40 tahun itu berbicara kepada Associated Press di sela latihan intensifnya di California Selatan, menjelang konser pembuka di Mexico City pada Rabu, 23 April. Perry mengaku tak punya niat untuk melambat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saya selalu terbuka dan berkata kenapa tidak dan coba saja. Semua ini berawal dari satu pikiran: 'Saya ingin tur.' Dan sekarang kami di sini," katanya dilansir dari CNA Lifestyle, 19 April 2025.
Tak Takut Gagal
Meski semangatnya tinggi, Perry tidak menutup mata terhadap kritik. Album 143 yang sarat eksperimen musik pop mendapat sambutan dingin dari kritikus. Kolaborasinya kembali dengan produser kontroversial Dr. Luke pun memunculkan pertanyaan etis di tengah publik. Namun seperti yang sudah-sudah, Perry tidak gentar menghadapi gelombang sinis.
"Saya hanya bisa mengendalikan hal-hal yang bisa saya kendalikan," ujarnya.
Keyakinan itu, menurutnya, diperkuat oleh praktik meditasi transendental yang ia jalani sejak 15 tahun terakhir. “Itu benar-benar mengubah hidup saya. Saya merasa lebih membumi, lebih kuat,” tambahnya.
Tur Bertema Antariksa, Sentuhan Blade Runner dan Keilahian Feminin
Lifetimes Tour yang akan ia gelar keliling dunia, dengan lebih dari 80 jadwal konser, menjadi pertunjukan paling ambisius sepanjang kariernya. Mengambil inspirasi visual dan naratif dari film-film seperti Blade Runner dan The Fifth Element, Perry membangun semesta fiksi ilmiah di atas panggung. Ia akan berperan sebagai karakter video game yang menghadapi kekuatan jahat, dengan pesan pemberdayaan dan cinta sebagai benang merah cerita.
“Tur ini seperti Disneyland berjalan,” kata Perry. "Saya kasih tahu semua orang: pakailah sepatu yang nyaman, karena kalian akan berdansa sepanjang malam."
Di balik gemerlap tata panggung futuristik, Perry tetap menyelipkan sisi personal. Ia mengaku bahwa perjalanan spiritual dan peran sebagai ibu telah membentuk perspektifnya saat ini. Putrinya, Daisy, disebutnya sebagai pendorong terbesar dalam perjalanan mencari jati diri dan menggali kekuatan perempuan dalam dirinya.
“Menjadi ibu membuat saya merasa lebih kuat dari sebelumnya” tuturnya.
Menyala Kembali Seperti Dulu
Sudah hampir dua dekade sejak lagu I Kissed a Girl melambungkan namanya. Dalam rentang itu, Perry telah membangun persona pop dengan warna cerah, humor, dan lagu-lagu yang memancarkan kekuatan. Ia mungkin tak lagi menjadi darling para kritikus musik, namun semangat dan energi yang ia bawa ke setiap panggung tetap jadi magnet bagi jutaan penggemarnya.
“Saya merasa bertanggung jawab kepada mereka yang tumbuh bersama saya lewat lagu-lagu saya. Saya ingin mereka merasakan kembali momen saat pertama kali mendengar Teenage Dream,” ujar Perry.
Katy Perry memang tidak pernah benar-benar berhenti. Ia terus bergerak, terus berubah bentuk, dan terus kembali kali ini dengan panggung kosmik, sepatu dansa, dan semangat seorang ibu yang tak kenal takut. Dan dalam semua itu, satu hal tetap tak berubah: ia masih tahu bagaimana membuat dunia mendengar suaranya.
Pilihan editor: Katy Perry Terbang ke Luar Angkasa Nyanyikan Lagu What A Wonderful World
Foto 
