Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berawal dari keberanian Hanung Bramantyo dalam menggarap Tuhan, Izinkan Aku Berdosa, film ini kemudian mendapat komentar positif dari Mantan Kepala Badan Intelijen Negara atau BIN Jenderal TNI (Purn) Abdullah Makhmud Hendropriyono alias AM Hendropriyono. Film ini diadaptasi dari novel kontroversi karya Muhidin M Dahlan yaitu Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur.
Film dengan Judul yang Dianggap Objektif
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai Tentara aktif pada saat buku Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur terbit, sekitar tahun 2003, AM Hendropriyono menganggap film itu punya judul yang bagus dari judul novelnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini diangkat dari bukunya Saudara Muhidin kalau saya enggak salah ya. Itu berapa puluh tahun yang lalu, waktu saya masih aktif," kata AM Hendropriyono melalui video testimoni yang diunggah oleh Hanung Bramantyo ke Instagram pribadinya, pada Senin, 20 Mei 2024.
Dari perubahan judul tersebut, film ini dianggap sebagai film yang objektif oleh AM Hendropriyono. Bukan tanpa sebab, ia mengatakan, jika Hanung Bramantyo mengadopsi film ini dengan judul novel, maka secara filsafat bahasa akan terjadi sebuah perpecahan kepribadian.
"Judulnya diubah sangat bagus, karena kalau dari sisi filsafat bahasa, kata Tuhan yang disandingkan dengan kata pelacur itu menunjukkan split of personality. Jadi bagus judulnya diubah, saya mau berterima kasih. Sejak dari buku ke film, ini justru jadi objektif dan lebih tepat," kata AM Hendropriyono.
Poster film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa. Foto: Instagram Hanung Bramantyo.
Bahkan, ia juga merekomendasikan agar masyarakat bisa menonton karya film yang diadaptasi dari novel kontrovesi ini. Sebab menurutnya banyak sekali hal yang dapat dipetik dalam film berdurasi 117 menit ini. "Semoga masyarakat semua pada nonton, dan ini sangat besar manfaatnya bagi kita, untuk agama kita terutama Islam, dan masyarakat luas," katanya.
Alasan Hanung Bramantyo mengubah Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa
Namun, Hanung Bramantyo sebelumnya juga telah menjelaskan, mengapa ada pergantian judul film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa. Hal itu dikatakannya pada saat konferensi pers pada Selasa malam, 30 April 2024.
Hanung menjelaskan, sebelumnya film ini sempat mengadopsi judul asli dari karya novelnya yaitu Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur. Namun, ia juga harus mengubah judulnya menjadi judul saat ini dikarenakan penggunaan kata pelacur yang terkesan negatif di kalangan masyarakat Indonesia.
"Iya, penggunaan kata pelacur itu berkonotasi negatif di Indonesia, karena masih memegang teguh adab dan kesopanan, yang juga nantinya akan berdampak ke film ini. Jadi kita menggantinya dengan alasan judul saat ini bisa diterima oleh masyarakat," jelasnya.
Alasan kedua, ia mengatakan, pergantian judul ini juga dikarenakan medium novel dan film yang digarapnya sedikit berbeda. "Kalau cuma sebatas Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur dengan epilog Kiran menjadi seorang pelacur saja, karena seperti di ending bukunya. Namun, kita menciptakan bagaimana proses setelahnya, makanya karena sudah jauh dari novelnya kita ambil judul ini," kata Hanung.