Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Ikut Lakon Sie Jin Kwie, Ade Firman Hakim Cidera

Ade semangat berlatih untuk lakon Sie Jin Kwie meski belum sembuh benar cideranya

30 Oktober 2017 | 20.24 WIB

Ade Firman Hakim saat beradegan dalam lakon Sie Jin Kwie di aula kampus Universitas Tarumanegara III, Cilandak. TEMPO/Dian Y
Perbesar
Ade Firman Hakim saat beradegan dalam lakon Sie Jin Kwie di aula kampus Universitas Tarumanegara III, Cilandak. TEMPO/Dian Y

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Aktor film dan teater Ade Firman Hakim kembali ikut serta dalam pagelaran pentas Teater Koma,  dalam lakon Sie Jin Kwie-Melawan Siluman Barat. Berperan sebagai salah satu tokoh penting, Ade Firman Hakim malah mengalami kecelakaan saat latihan dan kakinya patah. Tapi Ade tetap berkukuh melanjutkan latihan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“ Iya pas latihan, tulangnya  kaki kanan sempat keluar. Sampai sekarang belum sembuh tapi tetap semangat semoga cepat pulih,” ujar Ade usai konferensi pers di Kampus Tarumanegara, Cilandak, Jakarta Selatan, 26 Oktober 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu bintang film Bid’ah Cinta mengaku senang bisa ikut dalam pementasan Sie Jin Kwie ini. Selama tiga bulan ia total menjalankan latihan dan konsentrasi untuk untuk pementasan. “Ya ini konsekuensinya, tidak ambil peran lain dulu.”

Tetapi baginya baik berakting di film atau di panggung teater sama-sama memuaskan. Seperti diajarkan sang sutradara dan pimpinan Teater Koma, Nano Riantiarno, aktor adalah aktor tak peduli bermain di mana. Yang membedakan adalah medianya saja.

Berangkat dari kontes Abang None Jakarta, Ade masuk ke film dan kemudian berakting di panggung. Dia mengaku mendapat banyak pelajaran dengan bergabung ikut di Teater Koma. Dari ilmu berakting di panggung seringkali ia terapkan di film.” Itu berguna banget,” ujarnya.

Di Teater Koma, kata Ade, ia tak hanya belajar akting menjalankan peran tapi juga belajar menjadi manusia. Ia mengaku sempat kaget pada awalnya karena di Teater Koma ia harus  melebur dengan semua pemain, ikut menyelesaikan  pekerjaan dan properti panggung. “Ada jadwal piket ngepel, cuci piring, menata sepatu saat latihan, jadi menumbuhkan rasa kekeluargaan yang tak saya dapatkan dari tempat lain,” ujarnya.

 Ia juga menceritakan dengan suasana yang diperoleh di tempat latihan, ia juga menjadi lebih mencintai properti yang menjadi bagiannya. Ia mencontohkan harus mengecat sendiri properti kuda-kudaan dan membersihkannya. Ia juga merasa lebih mandiri dan tak boleh merepotkan banyak orang untuk menyiapkan perannya. Seperti ia juga belajar merias wajah yang paling dasar, menyiapkan kostumnya sendiri dan sebagainya.

 

DIAN YULIASTUTI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus