Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Istilah I Don't Like Mondays adalah sebuah kalimat yang cukup terkenal dan sering digunakan banyak orang. Namun, sebenarnya sejak kapan istilah tersebut dikenal publik?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istilah "I Don't Like Mondays" berasal dari lagu "I Don't Like Mondays" yang dirilis pada 1979 oleh grup band rock asal Inggris, The Boomtown Rats.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Boomtown Rats. Wikipedia
Lagu ini ditulis Bob Geldof, sang vokalis, sebagai respons atas kejadian tragis yang terjadi pada 29 Januari 1979.
Peristiwa ini terjadi ketika seorang gadis berusia 16 tahun bernama Brenda Ann Spencer menembakkan senapan ke sekolahnya di San Diego, California. Dalam kejadian tersebut, dua orang guru tewas dan delapan murid terluka.
Saat ditanya mengapa dia melakukan hal tersebut, Brenda Ann Spencer menjawab dengan dingin, “I don't like Mondays. This livens up the day” (Saya tidak suka hari Senin. Ini membuat hari menjadi lebih hidup).
Sebelum kepergiannya, Brenda pun mengungkapkan, “Saya harus pergi sekarang. Saya menembak babi, saya pikir, dan saya ingin menembak lagi. Saya terlalu bersenang-senang.”
Kejadian ini sangat mengguncang dunia dan menjadi berita utama di seluruh dunia. Kemudian Bob Geldof yang terinspirasi oleh kejadian ini dan menulis lagu I Don't Like Mondays.
Ia menulis lirik-lirik sarkas di dalamnya sebagai bentuk protes dan kecaman atas tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Spencer. Sebagaimana potongan lirik di bawah ini.
Down, down, shoot it all down
And all the playing's stopped in the playground now
She wants to play with the toys a while
And school's out early and soon we be learning
And the lesson today is how to die
And then the bullhorn crackles and the captain tackles
With the problems and the hows and whys
Sejak dirilisnya lagu tersebut pada 1979, lagu ini kemudian menjadi hit dan terjual lebih dari satu juta kopi di seluruh dunia.
Sejak saat itu pula istilah "I Don't Like Mondays" menjadi sangat populer dan sering digunakan untuk menggambarkan perasaan kurang menyenangkan saat memulai hari kerja pada Senin. Istilah ini kemudian menjadi bagian dari budaya populer dan sering digunakan dalam berbagai media seperti film, televisi, dan buku.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.