Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta Biennale kembali digelar di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, pada 1 Oktober hingga 15 November 2024. Ketua Harian Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Bambang Prihadi, mengatakan pameran seni lukis dan seni rupa itu tidak memiliki tema maupun kurator.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kita semua nanti akan melihat dari berbagai sudut, sejauh mana kerja seperti ini ditawarkan oleh para seniman secara kolektif," kata Bambang pada pembukaan Jakarta Biennale 2024, Selasa, 1 Oktober 2024. Dia mengatakan DKJ tidak lagi menjadi pelaksana kegiatan, namun sebagai pemberi masukan untuk pemerintah. "Jadi kami akan lebih banyak berada di ruang strategis, bukan dalam tata kelola pelaksanaan kegiatan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pola seperti ini dijalankan dalam Jakarta Biennale 2009 oleh Yayasan Jakarta Biennale yang meluaskan jaringan maupun mengerjakan pameran secara profesional. "Ini akan menjadi cermin buat seluruh program-program yang disusun oleh DKJ," ujar Bambang.
Dengan demikian, kegiatan-kegiatan seni akan banyak digarap oleh komunitas, pelaku personal, dan asosiasi yang bekerja sama dengan pelaksana pameran. Nantinya, Bambang melanjutkan, Pusat Kesenian Jakarta berperan sebagai "laboratorium", sementara komunitas dan asosiasi yang akan melaksanakan program kesenian yang disusun DKJ. "DKJ akan memastikan agar negara mendukung seluruh kegiatan yang berkontribusi untuk Jakarta," kata Bambang. Dengan format ini, dia berharap tidak ada lagi penyebutan Jakarta Biennale sebagai kegiatan DKJ.
Perwakilan Majelis Jakarta, Sun Lukas, mengatakan perbedaan Jakarta Biennale 2024 dan sebelumnya adalah ketiadaan tema dan kurator. Yang ada adalah tim artistik untuk memastikan pameran karya para seniman berjalan lancar dan aman. "Bukan memberi tema tertentu sebuah karya dipamerkan," kata Lukas.
Jakarta Biennale 2024, Lukas melanjutkan, memposisikan para seniman bekerja secara kolektif. Mereka tergabung dalam Majelis Jakarta, Yayasan Jakarta Biennale, Indonesiana Baku Konek, dan Topography of the Mirror Cities.
Cikal bakal Jakarta Biennale pertama kali digagas oleh Dewan Kesenian Jakarta pada 1974 dengan tajuk Pameran Besar Seni Lukis Indonesia. Sejak 2009, Jakarta Biennale diselenggarakan dalam skala internasional. Jakarta Biennale 2024 menjadi perayaan 50 tahun pameran seni tersebut.