Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok musik Karinding Keos asal Bandung ikut menjadi peserta pameran di Museum Kebudayaan Dunia atau Weltkulturen di Jerman. Bertema soal pergerakan dunia dan migrasi, grup asal Lembang itu diminta untuk membuat video tentang alat musik celempung dan karya lagu mereka yang berjudul Sistem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Dikontrak untuk diputar selama pameran berlangsung,” kata Iman Rahman Angga Kusumah alias Kimung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dari laman resmi museum yang berada di Frankfurt, Jerman itu, tiga video kiriman Karinding Keos telah terpasang. Sebanyak dua di antaranya mengenalkan alat, bunyi, dan cara memainkan celempung. Alat musik berupa jejeran tabung bambu itu dibunyikan dengan cara dipukul.
Namun sementara ini baru karya video itu yang telah sampai di Jerman. Para pemainnya sampai kini masih tertahan di rumah masing-masing. Masa pandemi Covid-19 telah mengundurkan pameran itu hingga waktu yang belum diketahui. Tadinya Karinding Keos akan memenuhi undangan panitia sekaligus tampil di beberapa negara Eropa.
kaPertunjukan musik Banten Karinding dalam pembukaan Festival Teater Jakarta di pelataran Teater Kecil Taman Ismail Marzuki Jakarta, 8 November 2017. TEMPO/Nurdiansah
Tur konser yang dinamakan Keos in Europe 2020 itu dijadwalkan ke Weltkulturen Museum dan konservatorium Universitas Mainz, di Jerman. Selanjutnya menyambangi Museum of Impossible Form di Helsinki, Finlandia dan Strowis Hotel di Utrecht, Belanda.
Sebelumnya pada 14 Februari 2020, Karinding Keos secara resmi diundang Weltkulturen Museum untuk tampil di sana pada 1 Juli 2020. Mereka kemudian merancang tur konser ke beberapa tempat tersebut di Eropa.
Kesempatan tampil di luar negeri itu dibuka oleh Oliwer Hahn yang bekerja untuk Weltkulturen Museum. Dia sebelumnya pernah datang ke Bandung pada 2018 untuk meneliti soal musik metal. Sambil menunggu terbang ke Jerman, Karinding Keos terus berkarya dan menambah jumlah albumnya musiknya.
Kelompok yang kini beranggotakan tujuh orang itu dibentuk pada November 2009. Mereka meracik bunyi alat tradiosional berbahan bambu seperti karinding, suling, celempung renceng dan gong, serta gong tiup, dengan musik metal. Album perdananya Propaganda Nusantara dirilis pada Mei 2018.
ANWAR SISWADI