Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

KBS Minta Maaf atas Kerusakan Situs Warisan Dunia UNESCO saat Syuting Drama The First Night With the Duke

KBS meminta maaf atas kontroversi kerusakan di Situs Warisan Dunia UNESCO, Byeongsan Seowon, selama syuting drama The First Night With the Duke.

5 Januari 2025 | 12.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Staf drama The First Night With the Duke memaku paku ke pilar kayu Paviliun Mandaeru di Byeongsan Seowon di Andong, Provinsi Gyeongsang Utara, untuk menggantung lentera penyangga. Foto: Facebook Min Sa Hong

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - KBS meminta maaf setelah menyebabkan kerusakan di Situs Warisan Dunia UNESCO, Byeongsan Seowon, selama syuting drama The First Night With the Duke. Tim produksi drama yang dibintangi oleh Seohyun SNSD dan Taecyeon 2PM itu diketahui menancapkan paku ke Paviliun Mandaeru di Situs Bersejarah No. 260 tersebut.

“Kami sangat meminta maaf atas insiden yang melibatkan kerusakan pada kekayaan budaya selama syuting di Byeongsan Seowon di Andong, Gyeongsangbuk-do," kata KBS dikutip dari Allkpop, pada Jumat, 3 Januari 2025.

Pilihan Editor: Sinopsis dan Pemeran Drakor The First Night with The Duke

Permintaan maaf ini berangkat setelah seorang netizen yang mengkritik lokasi syuting drama baru KBS, The First Night With the Duke yang menunjukkan paku ditancapkan ke Byeongsan Seowon. Menurut Min Sa Hong, arsitek yang menyaksikan kejadian itu dan melaporkannya kepada pihak berwenang, tim KBS menancapkan lima paku ke pilar kayu paviliun untuk menggantung enam lentera penyangga, sehingga meninggalkan kerusakan yang terlihat pada Situs Warisan Dunia UNESCO tersebut.

Klarifikasi dan Permohonan Maaf dari KBS

Kepala pusat drama dan produser telah mengunjungi Byeongsan Seowon untuk menilai situasinya sebagai pihak yang bertanggung jawab. Mereka mengkonfirmasi bahwa paku baru dimasukkan untuk mengamankan penyangga di sekitar 10 bekas paku yang ada, sehingga menambah tekanan pada struktur.

“Paku-paku tersebut dipasang di sekitar sepuluh titik, termasuk delapan ujung balok di Paviliun Mandaeru dan dua ujung balok di Aula Dongjae,” ujar pihak KBS. “Tempat-tempat tersebut tidak ada kaitannya dengan foto bekas paku di Mandaeru yang diberitakan beberapa media."

KBS mengakui ini kesalahannya dan menyatakan permohonan maaf. “Bahkan jika ada lubang paku yang sudah ada sebelumnya, memasang paku baru dan menambahkan tekanan merupakan kerusakan pada kekayaan budaya. Kami dengan tulus meminta maaf atas hal ini," ungkap KBS.

Namun demikian, KBS juga menyatakan bahwa telah mendapat persetujuan dari pihak Byeongsan Seowon mengenai lokasi di mana alat peraga dapat digantung, “Sebelum syuting, tim produksi mendapat persetujuan dari pengurus Byeongsan Seowon mengenai lokasi di mana alat peraga dapat digantung. Syuting dilakukan di bawah pengawasan pengurus," kata KBS.

Pernyataan Balai Kota Andong

Pihak Balai Kota Andong pun bersuara tentang kejadian ini. Mereka membenarkan bahwa telah memberikan izin kepada KBS untuk melakukan syuting di lokasi bersejarah tersebut, namun dengan beberapa syarat.

"Persyaratan izin secara eksplisit menyatakan, 'Dilarang memasang bangunan tambahan dan tindakan apa pun yang dapat merusak warisan budaya di dalam kawasan lindung,' dan, 'Pembuatan film harus dilakukan dengan cara yang tidak mempengaruhi keselamatan dan pelestarian warisan budaya," ucap pihak Balai Kota Andong.

Menurut Pemerintah Kota Andong yang dikutip The Korea Times, bekas paku yang dihasilkan tebalnya 2 sampai 3 milimeter dengan kedalaman sekitar 1 sentimeter. Berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Warisan Budaya, merusak situs warisan budaya yang ditunjuk atau terdaftar dapat mengakibatkan hukuman penjara hingga lima tahun atau denda hingga 50 juta won.

Byeongsan Seowon sebagai Situs Warisan Budaya UNESCO

Melansir dari Visit Korea, Byeongsan Seowon dibangun pada abad ke-17 yang merupakan lembaga pendidikan dari Kerajaan Joseon (1392–1910). Desa-desa ini adalah Situs Bersejarah Korea dan terdaftar dalam dua daftar Warisan Dunia UNESCO; Desa Bersejarah Korea: Hahoe dan Yangdong dan Akademi Neo-Konfusianisme Korea: Seowon.

Akademi Konfusianisme Byeongsan Seowon pertama kali berlokasi di Pungsang-hyeon dengan nama Sekolah Pungakseodang. Sekolah ini telah digunakan sebagai lembaga pendidikan oleh Partai Sarim sejak kekuasaan Dinasti Goryeo. Pada 1572, seorang sarjana Konfusianisme terkenal, Yu Seong Nyong, dengan nama samaran Seoae, memindahkannya ke lokasinya saat ini di Byeongsan. Pada 1614, dia berganti nama menjadi Byeongsan Seowon.

Pada 1863, raja mengakui Byeongsan Seowon serta menerima dukungan sebagai akademi Konfusianisme swasta. Selama pendudukan Jepang, ruang kuliah dan kuil dibangun kembali pada 1921 dan 1937. Koleksi 1.000 dokumen dan 3.000 buku, termasuk karya Yu Seong Nyong, disimpan di Situs Bersejarah ini.

SOFWA NAJLA TSABITA SUNANTO | ALLKPOP | THE KOREA TIMES | SOOMPI | VISIT KOREA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus