Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

teroka

Keunikan Tari Lengger Asal Wonosobo, Sudah Berusia Lebih dari 112 Tahun

Tari Lengger memiliki banyak keunikan yang membuatnya menjadi istimewa. Bukan hanya usianya yang sudah ratusan tahun, tapi dulu penarinya transgender.

13 Maret 2022 | 11.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu dari sekian banyak tari tradisional yang Indonesia miliki ialah Tari Lengger yang merupakan kesenian asli Banyumas. Tarian ini dimainkan oleh dua hingga empat penari pria yang berdandan menyerupai wanita dengan pakaian khas. Dalam pertunjukkannya, tari ini dimainkan dengan empat babak. Tari Lengger memiliki banyak keunikan yang membuatnya menjadi istimewa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari disparbud.wonosobokab.go.id berasal dari Jawa Tengah, tari tradisional itu telah dikenal sejak lama dan sampai sekarang masih kerap dipentaskan dalam berbagai acara seperti festival tahunan. Tari Lengger dari Dusun Giyanti, Kecamatan Selomerto, Wonosobo sudah dikembangkan Gondowinangun sejak 1910. Pada tahun 1970-an, Ki Hadi Soewarna mengembangkan kembali tarian ini. Kerap disebut Tarian Wanasaban khas Jawa Tengah karena tari ini dikembangkan di Wonosobo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lengger mempunyai pengertian tledhek laki-laki yang berasal dari kata eling berarti ingat dan ngger artinya sebutan untuk seorang anak. Tarian Lengger berfungsi mengingatkan seorang anak pada kebesaran Tuhan -Nya. Tarian ini bertujuan memberikan pesan dan nasihat supaya setiap orang mengajak dalam membela kebenaran dan menyingkirkan keburukan. Berdasarkan sejarah, Tari Lengger mengisahkan cerita asmara Panji Asmoro Bangun dengan Galuh Candra Kirana. Tari ini juga menceritakan penyebaran agama Islam di Jawa Tengah.

Konon, Tari Lengger awalnya dikembangkan oleh Sunan Kalijaga untuk sarana mengenalkan agama Islam. Setiap tari dipentaskan, Sunan Kalijaga selalu menyelipkan nilai-nilai ajaran Islam seperti mengingatkan kepada umat Islam tidak boleh meninggalkan salat lima waktu.

Keunikan tari ini ialah dulunya dimainkan oleh penari pria yang berdandan layaknya wanita. Disebut oleh masyarakat sebagai Tari Lengger Lanang. Seiring waktu berjalan mulai ditarikan oleh pria dan wanita tanpa menunjukkan sisi transgender. Penari laki-laki sebagai gantinya akan memakai topeng untuk aksesoris tariannya. 

Pertunjukkan Tari Lengger yang masih dihubungkan dengan hal-hal yang berbau mitos menjadi keunikan lain tarian ini. Seperti penonton dipantangkan memakai pakaian berwarna tertentu karena dapat menyebabkan penari kerasukan. Tari ini juga memiliki makna lain yaitu memperlihatkan keindahan penari wanita.

Cantiknya riasan menunjukkan kodrat keanggunan wanita Jawa dalam balutan busana tradisional Jawa Tengah. Kesenian Tari Lengger dibagi menjadi empat babak atau adegan dalam setiap pertunjukan.

Babak pertama atau kedua ialah babak Gamyongan atau babak Lenggeran, ditarikan oleh penari wanita yang bergerak bersolek atau berhias diri menjadi cantik sehingga pemuda banyak yang tertarik. Babak ketiga yaitu babak Badhutan atau Bodhoran, biasanya dibawakan oleh dua penari yang menari dengan gerakan lucu sehingga penonton terhibur. Babak terakhir adalah babak Baladewaan, menampilkan penari yang menarikan Tari Baladewaan sebagai babak terkahir Tari Lengger.

PUSPITA AMANDA SARI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus