Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Selain The Beatles serta karya-karya yang menyertainya, John Lennon juga memberikan legacy kepada dunia dengan lagu Imagine-nya. Lagu yang menjadi anthem untuk perdamaian ini digubah John selepas The Beatles bubar. Lagu ini terdapat di album solonya pada tahun 1971.
Dalam pembuatan lagu Imagine ini John tidak membutuhkan waktu yang lama hingga menjadi musik yang easy listening namun progresif secara lirik. John mengatakan bahwa lagu ini terinspirasi dari beberapa puisi Yoko Ono—istri John. John mLennon enggubah lagu dalam satu sesi, duduk di depan grand piano putihnya di perkebunan Tittenhurst Park di Inggris pada Mei 1971.
Dalam sayatan-sayatan nada yang lembut dan empat chord yang khas, lagu ini sekilas terdengar seperti lagu santai untuk menemani seseorang menyeduh secangkir kopi di sore hari. Namun, diperhatikan lebih jauh, Lennon menambahkan lirik-lirik yang politis dan argumen sosial yang tajam— imagine a world without artificial divisions of faith, politics and greed—dengan suara dan piano yang dapat menembus kesuraman total.
Menukil Rolling Stones, Yoko Ono mengatakan, “Ini tidak seperti yang dia pikirkan, 'Oh, ini bisa menjadi lagu kebangsaan, itulah yang diyakini John — bahwa kita semua adalah satu negara, satu dunia, satu orang. Dia ingin mengeluarkan ide itu.”
Seperti yang kita ketahui, dengan lirik tersebut, Imagine yang sudah banyak dinyanyikan oleh berbagai musisi di belahan dunia manapun, lagu ini tetap menuai kontroversi. Dengan hadirnya lagu tersebut, John dianggap sebagai seorang yang munafik oleh banyak orang bahkan, Elvis Costello—musisi sekaligus penggemarnya. Berdasarkan biography.com, Elvis bahkan memasukkannya ke dalam lirik The Other Side of Summer di mana ia menyanyikan lirik, "Was it a millionaire who said imagine no possessions?"
Sebelum dilabeli dengan seorang yang hipokrit, John sudah lebih dulu menuliskan lirik yang menekankan bahwa ia adalah seorang pemimpi dan bukan satu-satunya. Vokalis U2, Bono mengakui ia menyukai kesederhanaan lagu tersebut. “Inti Buddhis dari lagu tersebut, gagasan bahwa imajinasi mendahului tindakan, bahwa Anda membayangkan sesuatu sebelum Anda mewujudkannya,” ujarnya.
John Lennon yang pernah menyebut dirinya sebagai Working Class Hero untuk kaum konservatif—walaupun itu menantang status quo pada titik yang paling mendasar—mengatakan, "Sekarang saya mengerti apa yang harus Anda lakukan. Sampaikan pesan politik Anda dengan sedikit madu." Imagine all the people, Living life and peace…..
GERIN RIO PRANATA
Baca: Polisi Jerman Temukan Buku Harian John Lennon dari Pencurian
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini