Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film Ngeri-ngeri Sedap berhasil mengumpulkan 51.396 penonton di hari pertama penayangannya di bioskop pada Kamis, 2 Juni 2022. Bene Dion Rajagukguk selaku sutradara mengungkapkan rasa tak percaya sekaligus rasa bahagianya atas pencapaian tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Aku Bene Dion Rajagukguk, sutradara film Ngeri-ngeri Sedap mau mengucapkan terima kasih untuk penonton, ini di luar dugaan. Sangat mencengangkan untuk hari pertama, untuk film yang kami duga sangat segmented ternyata dinikmati oleh banyak kalangan, banyak suku, banyak komunitas, tidak hanya komunitas Batak,” kata Bene dalam siaran pers yang diterima Tempo pada Jumat, 3 Juni 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bersamaan dengan hal tersebut, film perdana rumah produksi Imajinari bekerja sama dengan Visionari Film Fund ini juga melakukan penambahan lokasi penayangan hingga 54 layar di XXI, CGV, Cinepolis dan Moviplex di sejumlah kota besar di Indonesia.
Melanjutkan pernyataan sang sutradara, Boris Bokir sebagai salah satu pemain juga mengungkapkan rasa puasnya tentang film ini. Tak disangka bahwa kualitas film ini yang pada akhirnya akan menjadi magnet penonton untuk menyaksikan dan merasakan kuatnya cerita dari dalam film.
“Filmnya terlalu based on true story jadi sangat relate,” kata Boris Bokir. Karenanya, ia ingin penonton juga bisa merasakan ketulusan yang ada di balik pembuatan film Ngeri-ngeri Sedap.
Jaminan kualitas film bukan cuma hanya disampaikan dari sutradara dan pembuatnya, tapi juga dari para penonton. Seperti Tanta Ginting yang memberikan komentar positifnya, bahwa film ini seperti kehidupan di sekitar kita. “Terlalu dekat ceritanya sama keadaan sebenarnya,” ungkap Tanta.
Ngeri-ngeri Sedap menceritakan sebuah keluarga dengan empat anak yang memiliki masalah masing-masing. Tika Panggabean dan Arswendy Beningswara Nasution berperan sebagai orang tua, Mak Domu dan Pak Domu. Fokus utama dalam film ini adalah tentang kerinduan dan keresahan orang tua yang ditinggal merantau oleh anak-anaknya yang tak kunjung pulang.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.