Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
BAGI Komandan Mada, Jati Wesi adalah anugerah. Dia disebut si Hidung Tikus karena apa saja, yang terlihat ataupun yang tak kasatmata, bisa dideteksi melalui penciumannya yang supertajam. Pada pertemuannya yang pertama, bak arena cepat tepat Dee Lestari memperlihatkan adegan seru bagaimana Jati Wesi, protagonis novel ini, bisa mengendus si komandan baru saja melahap Indomie rebus rasa kari ayam dengan bawang goreng, telur, dan cabai rawit hijau. Jati juga tahu si komandan baru saja minum teh Goalpara dengan gula dan merokok kretek (lengkap dengan mereknya). Itu semua diucapkan hanya dalam beberapa detik. Pendeknya, Jati Wesi adalah seorang Sherlock Holmes dalam bidang aroma. Sementara manusia biasa seperti kita hanya mengetahui aroma wangi dan busuk, tengik dan harum, Jati Wesi bisa menggambarkan ribuan macam aroma turunan dari bebauan itu. Maka, bagi seorang konglomerat terbesar di bidang kecantikan seperti Raras Priyagung, Jati bukan sekadar anugerah. Dia adalah tujuan hidup.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo