Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, JAKARTA - Ragam hias merupakan unsur penting dalam seni dan budaya yang sering ditemukan dalam berbagai karya seni, baik itu di bidang arsitektur, kerajinan tangan, seni rupa, maupun tekstil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak heran jika ada banyak contoh ragam hias yang dapat ditemukan pada kayu, kulit atau kain dalam kehidupan sehari-hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agar lebih mengetahui tentang pengertian ragam hias hingga tekniknya, berikut ini informasinya untuk Anda.
Pengertian Ragam Hias
Ragam hias atau yang sering disebut juga sebagai ornamen adalah pola atau gambar dekoratif yang diulang-ulang dan memiliki struktur tertentu dan kemudian diisi untuk menghiasi berbagai media seperti kain, guci, furniture, kulit, serta masih banyak lagi.
Meskipun ragam hias awalnya digunakan untuk menghias karya seni yang memiliki bidang permukaan kosong seperti kain, furnitur, atau guci, kini pola dekoratif, ragam hias telah berkembang menjadi gaya seni yang berdiri sendiri.
Motif-motif tersebut dapat ditemukan dalam karya seni dua dimensi seperti lukisan atau desain grafis, di mana pola dekoratif ini menjadi inti dari karya tersebut.
Salah satu contoh yang paling dikenal di Indonesia adalah motif batik yang memanfaatkan ragam hias dalam setiap desainnya.
Di Indonesia, penggunaan ragam hias telah ada sejak zaman prasejarah dan terus berkembang hingga saat ini.
Ragam hias tradisional Indonesia sangat dipengaruhi oleh kekayaan alam Indonesia, baik itu flora, fauna, maupun lanskap yang ada di setiap daerah.
Jenis Motif Ragam Hias
Ada beberapa motif ragam hias, yakni sebagai berikut:
1. Floral
Motif flora atau vegetal adalah pola dekoratif yang menggambarkan elemen-elemen alami seperti dedaunan, rerumputan, dan bunga. Motif ini sangat populer dan mudah ditemukan di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Ragam hias floral sering dijumpai pada berbagai barang seni dan kerajinan, termasuk ukiran furniture, kain batik, sulaman, tenun, border, dan banyak lagi.
Keindahan motif ini mencerminkan kedekatan masyarakat Indonesia dengan alam dan tumbuhan serta menjadi bagian penting dari estetika dalam berbagai bentuk seni tradisional maupun modern.
2. Fauna
Motif fauna adalah pola hias yang terinspirasi dari bentuk-bentuk binatang, seperti cicak, ikan, ayam, harimau, hingga gajah.
Dalam seni tradisional Indonesia, motif fauna sering dipadukan dengan motif flora dan geometris. Motif ini banyak ditemukan pada batik, ukiran, anyaman, sulaman, dan kerajinan lainnya.
Setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasan motif fauna yang mencerminkan ciri khas lokal, seperti burung cendrawasih dari Papua, komodo dari NTT, dan gajah sebagai simbol Lampung. Motif fauna dapat ditemukan di berbagai wilayah seperti Bali, Yogyakarta, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
3. Geometris
Motif geometris merupakan pola hias yang terbentuk dari elemen-elemen geometris, seperti garis, segitiga, lingkaran, dan bentuk sederhana lainnya. Motif ini banyak ditemukan di pulau Jawa dan Sumatra.
Dengan pengaturan pola yang teratur dan pengulangan yang dinamis, motif geometris menciptakan ragam hias yang estetis dan menarik.
4. Figuratif
Motif figuratif adalah pola hias yang menggambarkan bentuk atau sosok manusia dengan gaya tertentu yang bisa disederhanakan atau bahkan diubah menjadi lebih abstrak
Ragam hias ini sering kali hadir dalam bentuk representasi manusia yang tidak terlalu realistis, namun tetap menggambarkan karakteristik atau sifat tertentu.
Motif figuratif banyak ditemukan pada bahan tekstil seperti kain batik, serta pada seni ukir kayu.
Teknik Menggambar Ragam Hias
Adapun 3 teknik menggambar ragam hias sebagai berikut.
1. Teknik Stilasi
Teknik stilasi adalah metode dalam menggambar atau mendesain yang bertujuan untuk menyederhanakan atau mengubah bentuk objek asli menjadi lebih sederhana, namun tetap mempertahankan ciri khas atau esensi dari objek tersebut.
Contoh penerapan teknik stilasi dapat ditemukan pada ragam hias flora dan fauna, seperti dalam desain batik atau ukiran, di mana bunga atau hewan digambarkan dalam bentuk yang lebih sederhana, namun masih mudah dikenali.
2. Teknik Deformasi
Deformasi adalah teknik menggambar yang melibatkan perubahan bentuk objek secara signifikan, dengan mengubah proporsi atau struktur aslinya. Teknik ini sering kali digunakan untuk menghasilkan bentuk yang lebih ekspresif atau terkesan unik, yang mungkin tidak terlihat pada objek asli.
Contohnya, menggambar seekor binatang dengan bentuk tubuh yang lebih ramping untuk menciptakan efek visual tertentu.
3. Teknik Distorsi
Distorsi adalah teknik menggambar yang juga mengubah bentuk objek, namun dengan cara yang lebih ekstrim atau dramatis.
Berbeda dengan deformasi yang menghasilkan perubahan bentuk yang lebih sederhana, teknik distorsi justru melebih-lebihkan struktur dan perubahan bentuk objek.
Teknik distorsi banyak digunakan dalam seni lukis, ilustrasi, dan desain grafis untuk menambah kekuatan ekspresi dan menggambarkan imajinasi atau ide yang lebih kuat. Misalnya, dalam seni kontemporer, distorsi bisa digunakan untuk menggambarkan figur manusia dengan proporsi yang sangat berbeda dari kenyataan.
AULIA ULVA, berkontribusi dalam artikel ini.