Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni
Hancurnya Almanak Iklim

Berita Tempo Plus

Perubahan Iklim dalam Refleksi Teater Studio Klampisan

Perubahan iklim global mengacaukan pola tanam petani. Studio Klampisan merefleksikannya dalam pertunjukan teater.

4 Mei 2025 | 08.30 WIB

Studio Klampisan Banyuwangi beserta sejumlah seniman dan team mempersembahkan Seni Pertunjukan Repertoar Fenologi: Mangsa Iklim Mendidih di sebuah ladang padi, Dusun Gumukrejo, Desa Sidorejo, kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, 26 April 2025. Dok.Syska La Veggie
Perbesar
Studio Klampisan Banyuwangi beserta sejumlah seniman dan team mempersembahkan Seni Pertunjukan Repertoar Fenologi: Mangsa Iklim Mendidih di sebuah ladang padi, Dusun Gumukrejo, Desa Sidorejo, kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, 26 April 2025. Dok.Syska La Veggie

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Pranata mangsa atau almanak iklim tak bisa lagi menjadi panduan bercocok tanam petani Jawa.

  • Perubahan iklim telah membuat pranata mangsa tak lagi bisa menjadi pedoman petani.

  • Studio Klampisan merefleksikannya dalam pertunjukan teater di tengah sawah di Banyuwangi.

DUSUN Gumukrejo, Desa Sidorejo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur, terletak hanya sekitar satu jam bermobil dari Taman Nasional Alas Purwo yang dikenal mistis. Di dusun inilah Studio Klampisan menggelar pentas teater Repertoar Fenologi: Mangsa Iklim Mendidih di tengah sawah pada Jumat-Sabtu, 25-26 April 2025. Pertunjukan yang melibatkan aktor dan petani berbagai daerah ini mengangkat isu perubahan iklim.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi Cetak, artikel ini terbit di bawah judul Dan Orang-orangan Sawah Itu pun Dibakar

Seno Joko Suyono

Menulis artikel kebudayaan dan seni di majalah Tempo. Pernah kuliah di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Pada 2011 mendirikan Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) dan menjadi kuratornya sampai sekarang. Pengarang novel Tak Ada Santo di Sirkus (2010) dan Kuil di Dasar Laut (2014) serta penulis buku Tubuh yang Rasis (2002) yang menelaah pemikiran Michel Foucault terhadap pembentukan diri kelas menengah Eropa.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus