Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
KERANJANG bayi itu menggelinding, menuruni anak tangga dengan kencang. Terus turun, turun, dan turun. Sang ibu tak sengaja mendorongnya. Tubuhnya lunglai, penuh darah, ditembus peluru pasukan Kosak. Bayi di dalamnya menggeliat. Wajahnya hampir menangis. Dia tak nyaman, gelisah, tak tahu apa yang terjadi, meski mungkin nyawanya tinggal seujung jari.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo