Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Produsen film masih percaya pada berkah film Natal untuk meraih cuan.
Tahun ini mereka merilis sejumlah film Natal dengan tema yang lebih beragam.
Film Natal tak lagi hanya film keluarga atau komedi, tapi juga ada film aksi-thriller.
AKHIR tahun biasanya menjadi waktu yang tepat bagi produsen film lokal hingga Hollywood merilis film-film bertema Natal. Ya, sejak 30-an tahun lalu, ada saja film Natal yang tayang di bioskop sejak awal Desember dan bahkan sejak akhir November.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Film-film Natal legendaris, seperti Home Alone (1990), Home Alone 2 (1992), Baby's Day Out (1994), The Grinch (2000), Elf (2003), The Polar Express (2004), sampai Frozen (2014), juga ramai tayang di bioskop Indonesia. Bahkan, Home Alone 1 dan 2 hingga Baby's Day Out sampai sekarang masih kerap diputar di stasiun televisi saban libur Natal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini bukan tanpa alasan. Studi klasik Barry R. Litman tentang prediksi kesuksesan film bioskop pada 1983 menunjukkan bahwa film-film yang dirilis pada masa Natal dapat menangguk keuntungan US$ 10 juta lebih banyak daripada film yang ditayangkan pada hari lain. Formula ini tampaknya masih dipercaya para produsen film sehingga membanjiri musim Natal dengan film-film yang dirasa cocok dengan suasana Natal dengan harapan akan menarik minat penonton sehingga prediksi Litman dapat terwujud.
Untuk tahun ini, ada beberapa film bertema Natal yang tayang di bioskop hingga aplikasi streaming film, seperti Netflix dan Amazon Prime, misalnya film Red One, yang tayang sejak November 2024 dan masih ada di layar sejumlah bioskop di Indonesia sampai sekarang. Red One adalah film aksi-komedi yang mengisahkan penyelamatan Sinterklas, yang dikenal sebagai The Red One. Semuanya dimulai ketika Sinterklas diculik di tengah malam beberapa hari sebelum malam Natal. Tanpa Sinterklas, Kutub Utara menjadi berantakan dan para peri panik.
Tanggung jawab untuk menyelamatkan Natal berada di tangan Kepala Keamanan Kutub Utara Callum Drift (Dwayne Johnson). Dia dikenal sebagai orang yang tidak kenal basa-basi, kuat, dan dedikasinya yang tak tergoyahkan untuk melindungi keajaiban Kutub Utara. Sadar bahwa tugas menyelamatkan Sinterklas tidak gampang, Drift memutuskan untuk mengajak pembunuh bayaran paling terkenal, Jack O'Malley (Chris Evans). Karakter O'Malley kebalikan dari Drift. Dia kurang ajar, sarkastis, dan kriminal. Namun O'Malley dikenal karena selalu menyelesaikan pekerjaannya—apa pun caranya—dengan harga yang tepat.
Sejumlah film Natal juga muncul di aplikasi streaming film daring seperti Netflix. Di Netflix ada film Carry-On, yang dibintangi aktor Taron Egerton, yang kondang sebagai bintang film Kingsman: The Secret Service. Film ini bercerita tentang Ethan Kopek (Taron Egerton), seorang petugas keamanan Bandar Udara Internasional Los Angeles yang harus bekerja pada malam Natal. Dia juga menghadapi dilema karena Nora Parisi (Sofia Carson), pacarnya yang bekerja di tempat yang sama, hamil dan berharap Kopek melamar lagi menjadi polisi—impian Kopek selama ini.
Malam itu Kopek ditugaskan untuk menjaga mesin pemindai bagasi. Persoalan mulai muncul ketika seorang turis misterius (Jason Bateman) memaksa Kopek menyelundupkan bagasi misterius ke dalam pesawat. Selanjutnya penonton akan menyaksikan bagaimana upaya Kopek mencegah bagasi itu masuk ke pesawat tapi dalam tekanan besar karena Nora terancam akan dibunuh bila dia menolak permintaan sang turis. Film aksi-thriller ini mendapat respons cukup bagus dengan meraih skor 6,6/10 di situs IMDb.
Film Carry-On dan Red One merupakan variasi dari film Natal yang sebelumnya didominasi drama atau komedi keluarga. The Hollywood Reporter menyebutkan anomali ini sebagai efek dari ramainya aplikasi streaming film, yang membuat makin banyak pula layar untuk menayangkan film, termasuk yang bertema Natal.
Hal ini pula yang menjadi musabab makin berkembangnya tema film-film Natal. Para pembuat film tak ingin para penonton bosan dengan tema film Natal yang itu-itu saya, seperti cerita percintaan, keluarga, dan komedi. Karena itu, produsen-produsen film seakan-akan berlomba menghadirkan sinema yang punya cerita lebih menarik untuk ditayangkan di bioskop ataupun di kanal streaming film. "Studio-studio tidak akan membuat komedi Natal jika ada enam film serupa di platform streaming," kata Presiden Sony Pictures Motion Picture Group Sanford Panitch kepada The Hollywood Reporter. ●
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo