Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea UGM Gelar Women's Film Festival, Soroti Kehidupan Perempuan dalam Film Korea

Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea UGM menyelenggarakan Women's Film Festival bertujuan untuk mengangkat berbagai isu perempuan.

5 November 2024 | 19.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kim Ji-Young: Born 1982. Asianwiki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Women’s Film Festival sebagai bagian dari rangkaian acara 19th Korean Days yang berlangsung dari 2 hingga 10 November 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari laman UGM, Festival ini bertujuan untuk mengangkat berbagai isu perempuan melalui film Korea dan memperluas wawasan mahasiswa serta masyarakat tentang budaya dan kehidupan perempuan di Korea. Acara ini diadakan di Ruang 709 dan Auditorium Gedung Soegondo lantai 7, Fakultas Ilmu Budaya UGM, dan dimulai pada Sabtu, 2 November 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penayangan film Kim Ji-Young: Born 1982

Pembukaan festival dimeriahkan dengan pemutaran film Kim Ji-Young, Born 1982, yang diadaptasi dari novel karya Cho Nam-joo. Film ini bercerita tentang Kim Ji-Young (diperankan oleh Jung Yu-mi), seorang ibu rumah tangga berusia 30-an yang mengalami perubahan psikologis hingga mulai berbicara dan bertindak seperti orang-orang penting dari masa lalunya, termasuk ibunya dan sahabat perempuannya.

Suaminya, Dae-Hyun (diperankan oleh Gong Yoo), khawatir akan kondisinya dan mendukung Ji-Young dalam menghadapi tekanan yang dialaminya.

Melalui kisah Ji-Young, film ini menggambarkan berbagai tantangan yang dihadapi perempuan di Korea dalam masyarakat patriarkal, baik sebagai istri, ibu, maupun anak. Ji-Young tumbuh di lingkungan yang sering meremehkan keinginannya, menempatkan ekspektasi yang besar padanya, dan mengabaikan perannya sebagai individu. Memburuknya kondisi mental Ji-Young merefleksikan dampak ketidakadilan yang ia alami dan tekanan sosial terhadap perempuan di Korea.

Kim Ji-Young: Born 1982 mendapatkan pengakuan luas karena berani mengangkat topik sensitif seperti ketidaksetaraan gender dan kesehatan mental perempuan, yang berhasil memicu kesadaran dan diskusi tentang hak-hak perempuan serta kesejahteraan mental.

Kehidupan perempuan dalam karya sinema Korea

Karakter utama wanita dalam drama Korea atau drakor telah mengalami perubahan signifikan selama bertahun-tahun. Industri hiburan Korea Selatan kini beralih dari penggambaran karakter wanita yang anggun dan tampak sempurna, menjadi sosok yang lebih dinamis dan realistis.

Kini, tokoh utama wanita dalam drama Korea tidak lagi kaku, tetapi digambarkan sebagai pribadi yang terbuka dan mudah diterima, dengan kisah hidup yang penuh tantangan. Mereka menghadapi patah hati, berani mengekspresikan perasaan, bekerja keras untuk meraih impian, serta peduli pada orang-orang yang mereka sayangi.

Karakter yang kaya dengan latar belakang dan cerita menarik ini semakin populer. Dari komedi romantis hingga serial bertema olahraga, penonton kini disuguhkan tokoh wanita yang terlihat nyata dan memiliki sifat-sifat yang mendalam.

Star talk bersama sutradara 

Setelah pemutaran film, acara dilanjutkan dengan sesi Star Talk bersama sutradara film tersebut, Kim Do-Young, yang bergabung melalui Zoom. Kim Do-Young, yang memiliki latar belakang teater dan berpengalaman di dunia film selama 19 tahun, menjelaskan proses kreatif dan tantangan pembuatan film tersebut. Sesi ini dipandu oleh Febriani Elfida Trihtarani, sebagai moderator dan penerjemah.

Dalam wawancara, Kim Do-Young mengungkapkan relevansi isu yang diangkat filmnya dan mengakui kritik yang diterima, terutama dari kalangan konservatif yang menganggap film ini kontroversial karena tema feminisnya. 

Namun, ia tetap yakin melanjutkan produksi. “Isu feminisme saat itu sangat relevan, dan kami merasa ini adalah momen yang tepat untuk mengangkatnya melalui film. Meski banyak tantangan, kami yakin film ini memberikan perspektif penting,” kata Kim Do-Young.

Melalui pemutaran dan diskusi film seperti Kim Ji-Young, Born 1982, Women’s Film Festival diharapkan dapat memperdalam pemahaman tentang berbagai isu yang dihadapi perempuan di Korea dan membuka ruang diskusi tentang ketidaksetaraan gender, hak-hak perempuan, dan kesejahteraan mental.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus