Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Sudamala: Dari Epilog Calonarang, Sebuah Pesan Agar Manusia Selalu Jaga Kesucian Jiwa dan Raga

Sudamala: Dari Epilog Calonarang melibatkan 90 orang seniman dan maestro dari Bali berkolaborasi dengan seniman seni pertunjukan dari kota lain.

24 Juni 2023 | 13.24 WIB

Pertunjukan seni Sudamala: Dari Epilog Calonarang dipentaskan di Pamedan Pura Mangkunegaran Solo, Jumat malam, 23 Juni 2023. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Perbesar
Pertunjukan seni Sudamala: Dari Epilog Calonarang dipentaskan di Pamedan Pura Mangkunegaran Solo, Jumat malam, 23 Juni 2023. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Solo - Titimangsa Foundation sukses mementaskan Sudamala: Dari Epilog Calonarang di Pamedan Pura Mangkunegaran Solo satu hari menjelang jadwal perhelatan pertunjukan seni itu, Jumat malam, 23 Juni 2023. Pementasan perdana Sudamala tadi malam digelar secara khusus untuk segenap tamu undangan dan dari kalangan media.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selanjutnya, Sudamala: Dari Epilog Calonarang akan dipentaskan untuk masyarakat umum pada Sabtu malam ini dan Ahad, 24-25 Juni 2023. Melalui pertunjukan itu, Titimangsa akan menghadirkan suasana pertunjukan seni khas Bali di Kota Bengawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Panggung Sudamala menyuguhkan tak hanya tari dan drama, tapi juga karya pahat dan seni rupa ditambah dengan keindahan tata busana serta alunan gamelan Bali yang bernafaskan neo-klasik. Untuk pertunjukan itu, Titimangsa memboyong 90 orang seniman dan maestro dari Pulau Dewata yang berkolaborasi dengan sejumlah seniman seni pertunjukan dari beberapa kota lain. Pementasan juga menghadirkan barong, topeng, gamelan, dan wastra yang semuanya dibuat oleh maestro-maestro Bali untuk dipentaskan di Pura Mangkunegaran itu.

Kisah Sudamala: Dari Epilog Calonarang

Sudamala: Dari Epilog Calonarang yang diproduseri aktor Nicholas Saputra dan aktris Happy Salma itu mengisahkan tentang sosok Walu Nateng Dirah, seorang perempuan yang memiliki kekuatan dan ilmu yang luar biasa besar serta ditakuti banyak orang. Namun, kesaktiannya itu juga membuat resah raja yang berkuasa saat itu, Airlangga.

Pertunjukan seni Sudamala: Dari Epilog Calonarang dipentaskan di Pamedan Pura Mangkunegaran Solo, Jumat malam, 23 Juni 2023. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

Hal ini pula yang menyebabkan tak banyak pemuda yang berani mendekati putri semata wayangnya, yang bernama Ratna Manggali. Walu Nateng Dirah sangat kecewa dan mengekspresikan kepedihannya dengan menebar berbagai wabah. Luka hatinya itu akhirnya sementara terobati, setelah Ratna Manggali menikah dengan Mpu Bahula.

Namun diketahui ternyata Mpu Bahula merupakan utusan pendeta kepercayaan Raja Airlangga yang diberi tugas untuk mengambil pustaka sakti milik Walu Nateng Dirah.

Mengetahui pusakanya telah diambil sang menantu, Walu Nateng Dirah merasa kecewa dan murka. Ia pun mengusir putrinya dari kediamannya. Kemurkaannya kemudian menimbulkan wabah yang menyengsarakan banyak orang. 

Setelah Mpu Bharada mengenali ilmu yang dimiliki Walu Nateng Dirah, Ia lantas menantang Walu Nateng Dirah untuk beradu ilmu, agar dapat menuntaskan bencana dan wabah yang melanda. 

Dialog dalam drama itu dituturkan para pemeran tokoh dalam bahasa Kawi dikombinasikan dengan bahasa Bali. Beberapa narasi tentang cerita itu juga disampaikan dalam bahasa Indonesia. 

Optimisme Happy Salma dan Nicholas Saputra terhadap Sudamala: Dari Epilog Calonarang

Pertunjukan seni Sudamala: Dari Epilog Calonarang dipentaskan di Pamedan Pura Mangkunegaran Solo, Jumat malam, 23 Juni 2023. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

Dalam sesi wawancara seusai pementasan pertama Sudamala: Dari Epilog Calonarang, Happy menyampaikan kesiapan para penampil untuk pementasan pertunjukan itu pada Sabtu dan Ahad. Melalui pertunjukan Jumat malam itu, Happy mengaku optimistis mereka mampu menyuguhkan penampilan terbaik untuk penonton nanti malam dan besok. Ia berharap pertunjukan dua hari itu akan menuai sukses yang sama. 

Optimisme yang sama juga dilontarkan Nico, sapaan akrab Nicholas Saputra dan Cokorda Gde Bayu Putra selaku produser pendamping Sudamala: Dari Epilog Calonarang

Adapun menurut Jro Mangku Serongga selaku sutradara dan pemain Rangda, pesan yang ingin disampaikan melalui perhelatan Sudamala: Dari Epilog Calonarang adalah agar dapat menjadi inspirasi bagi manusia untuk senantiasa mawas diri, selalu membersihkan serta membenahi diri agar hati, jiwa, pikiran, termasuk raga senantiasa bersih dari hal-hal yang mengotorinya.

"Dari kata sudamala yang artinya pembersihan, pertunjukan seni ini memberikan pesan agar ini dapat menginspirasi kita untuk senantiasa mawas diri, selalu membenahi diri, menyucikan diri. Sebab dengan sudamala kita bisa menyucikan raga dan pikiran dari hal-hal kotor yang ada dalam diri kita. Ketika raga sudah suci yang paling utama adalah jiwa kita suci agar bisa mendapatkan kebahagiaan yang sempurna," urai Jro Mangku Serongga. 

SEPTHIA RYANTHIE

Marvela

Marvela

Lulusan jurusan Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara (UMN) pada 2021. Bergabung dengan Tempo sejak 2020. Menulis artikel hiburan untuk Tempo.co dan tokoh untuk majalah Tempo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus