Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis dan musisi, Usman Hamid berkolaborasi dengan kelompok musik The Blackstones, Once Mekel, dan Fajar Merah untuk mendesak pemerintah dan DPR RI agar menuntaskan kasus penculikan dan penghilangan paksa para aktivis prodemokrasi pada 1997-1998.
Mereka meluncurkan lagu hasil kolaborasi terbaru pada ajang festival musik Amnesty International Indonesia yang digelar di Pos Bloc, Gedung Filadeli, Pasar Baru, Jakarta, pada Minggu, 3 Desember 2023. Lagu kolaborasi berjudul Kemanakah bercerita soal keluarga korban dari para aktivis yang diculik dan hilang pada 1997/1998.
Inspirasi Usman Hamid Ciptakan Lagu Kemanakah
Lagu ini ditulis Usman Hamid dan Denny Setiawan. Usman mengajak musisi Fajar Merah untuk mengaransemen lagu tersebut dan menyanyikannya secara bersama. Beberapa bagian lirik di lagu tersebut dibawakah oleh Once Mekel.
“Lagu ini ditulis ketika saya mendampingi Dyah Sujirah atau Sipon untuk mencari keberadaan dan kejelasan suaminya, Wiji Thukul. Tapi ini juga tentang Tuti Koto, ibunda Yani Afri, atau Paian Siahaan yang mencari kejelasan nasib anak-anaknya yang diculik dan belum ditemukan hingga
kini,” kata Usman.
Dengan tegas, Usman mendesak agar Pemerintah dan DPR RI menuntaskan kasus ini. "Apalagi sudah ada empat rekomendasi DPR RI pada tahun 2009. Pemerintah wajib membentuk pengadilan ad hoc HAM, mencari dan menemukan kejelasan nasib mereka, menyediakan reparasi untuk korban, serta meratifikasi konvensi PBB tentang orang hilang," kata Usman.
"Keserakahan/kekuasaan/hilangkan paksamu/Bahagia ku kau hempaskan/ kemanakah/aku harus mencari/Dan di mana/Di mana engkau kini," demikian penggalan lagu Kemanakah.
Kemanakah menjadi lagu ketiga yang dibawakan dalam acara tersebut. Dimulai dengan teatrikal Fajar yang terjatuh dengan mulut tertutup dan tangan terikat lakban hitam. Usman lalu membuka lakban tersebut diiringi rekaman suara Thukul: Sungguh enak hidup di televisi/ada dokter dermawan/ada sawah hijau/petani-petani tersenyum/buruh-buruh gajinya cukup, di televisi/buruh-buruh gajinya cukup, di televisi/buruhburuh gajinya cukup.
Once Mekel: Ingatkan Kembali tentang Kasus HAM yang Belum Tuntas
Penyanyi Once menyambut baik kolaborasi tersebut. Ia mengaku senang bisa tampil membawakan beberapa lagu bersama Usman Hamid and The Blackstones di acara tersebut.
"Khususnya di saat awan mendung sedang ada di atas demokrasi indonesia. Tidak ada penghormatan atas hukum, moral dan etika. Adanya event ini bisa mencerahkan masyarakat bahwa apa yang benar tetap benar dan demikian juga sebaliknya,” kata Once.
Menurutnya festival musik Amnesty International Indonesia sangatlah bagus. dan menggugah. Menurutnya ini bisa mengingatkan kembali masalah-masalah penting terkait hukum dan penegakan hak asasi yang belum terselesaikan.
"Dengan banyaknya anak muda yang terlibat sebagai penyelenggara dan penonton kita berharap obor estafet perjuangan hak masyarakat bisa terus dilanjutkan oleh generasi selanjutnya, agar semangat itu tidak akan padam,” kata Once.
Semasa pandemi, Usman memutuskan untuk membuat karya musik bersama sejumlah musisi sahabatnya. Berdiri pada awal 2023, band bergenre Rock ini terdiri dari Usman Hamid (vokal), Akbar Kelana (gitar), Dwi Yudha (gitar), Kiswinarko (bass), Estu Pradhana (keyboard), dan Vicky Risky (drum). Lagu-lagu mereka bisa diakses pada digital streaming platform seperti Spotify, Apple Music di akun Usman and The Blacstones. Mereka telah melahirkan 9 lagu dan berencana memproduksi karya mereka ke dalam bentuk vinil atau piringan hitam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini