Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arah menuju Senggigi lagi berangin
Jalan sedikit terasa dingin
Hangatkan badan biar tak jemu
Tuntutlah ilmu setinggi mungkin
Amalkan ilmu seluas mungkin
Jadikan bangsa bangga padamu
Siapa sangka, pantun sarat makna itu merupakan buah karya Duta Besar Jepang di Jakarta, Kojiro Shiojiri. Diplomat kelahiran 61 tahun lalu itu dikenal berperasaan halus dan mudah terharu. Saat berkunjung ke sebuah pesantren di Jawa Barat dan disambut lagu kebangsaan Indonesia dan Jepang, dia meneteskan air mata. "Saya memang melankolis," ujarnya.
Sifat itu pula yang membuatnya suka membuat pantun. Saat ini jumlah pantun berbahasa Indonesia buatannya sudah mencapai 95 buah. Namun, lantaran sibuk, pantun-pantun itu belum sempat dibukukan. Apalagi semuanya tidak berjudul, karena biasanya disesuaikan dengan acara yang akan dihadiri.
Shiojiri cukup produktif berpantun-ria karena sejak 700 hari bertugas, dia memaksakan diri menulis dalam bahasa Indonesia. Selain itu, ada bantuan yang memudahkannya menulis pantun-pantun itu. "Senjata rahasia itu adalah staf khusus saya yang membantu olah pantun," katanya sambil tertawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo