Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bangun pagi pukul enam, memelototi komputer dan melihat pasar saham mulai pukul delapan. Begitulah rutinitas yang dijalani Satrio Yudi Wahono alias Piyu, mantan gitaris grup musik Padi, sejak berkecimpung di pasar saham lima tahun lalu. Ia tak berat bangun pagi karena percaya pada pepatah lama: kalau bangun siang, rezeki bisa dipatuk ayam. "Itu bener, lho," katanya kepada Tempo, Senin pekan lalu.
Minimal dua jam, pria berambut gondrong ini memantau pergerakan pasar saham, plus ambil keputusan jual atau beli setelah pasar buka pukul sembilan. Mulai bermain saham dengan modal duit royalti dari kegiatannya bermain musik, Piyu mengaku pernah mendapat keuntungan hingga miliaran rupiah. Namun pria 39 tahun ini juga pernah merugi hingga ratusan juta.
Meski jatuh cinta pada pasar saham, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya, ini tak melepaskan cinta lamanya, yakni bermain musik. Ia masih kerap mendapat tawaran manggung. Dua kecintaannya itu tak boleh ada yang dikorbankan. Itu sebabnya, saat pulang manggung pukul tiga pagi pun, ujar Piyu, "Nanti pukul enam pagi pasti sudah bangun." Agendanya jelas, setelah mengurus ini-itu, pukul delapan mulai memelototi pasar saham.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo