Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
APA yang paling dirindukan Mas Achmad Santosa, 53 tahun, setelah tak lagi menjabat Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi pekan lalu? Dansa. Pakar hukum lingkungan ini rupanya gemar berdansa salsa, rumba, jive, bachata, hingga chacha. ”Saya bisa menikmati olah raga dan musik sekaligus,” ucapnya.
Sebelum duduk sebagai komisioner, mantan Ketua Bidang Hukum Ikatan Olahraga Dansa Indonesia ini mengaku membakar hingga 300 kalori pada akhir pekan dengan dansa. Ia dan istri sering pula try out dansa bersama rekan-rekannya. Impiannya satu: menonton festival dansa dunia secara langsung di Blackpool, Manchester, Inggris.
Nah, hobi berdansanya itu terhenti sewaktu berada di KPK. ”Society dansa itu terlalu luas, sehingga harus saya stop. Bekerja di KPK harus siap terisolasi,” ujarnya. Alumnus Osgoode Hall Law School University of York, Toronto, Kanada, ini pun mengganti dansa dengan fitness dua kali sepekan. ”Sempat kangen juga ingin dansa, terutama menyaksikan pertunjukan dansa para juara dunia,” katanya.
Kini ia kembali bebas berdansa. Tapi sang istri, partner setianya di lantai dansa, segera mengkritik. ”Dia bilang gerakan saya tak sesuai dengan teori dansa,” katanya seraya tertawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo