Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PENSIUN bukan berarti sepi kegiatan. Bagi Mahathir Mohamad, 84 tahun, selain mengurus gerai rotinya yang baru dibuka di kawasan wisata Langkawi, waktunya kini banyak dipakai untuk menulis gagasannya ihwal politik, ekonomi, agama, dan seni-budaya lewat blog pribadi. ”Di situ saya menulis apa saja sebagai penyaluran aspirasi,” kata mantan Perdana Menteri Malaysia kelahiran Kedah itu.
Tun Mahathir mengaku kini jauh lebih sibuk dibanding ketika berkuasa dulu. Meski jadwalnya membuncah, air mukanya tampak segar saat berdiskusi selama dua jam dengan puluhan wartawan senior, termasuk dari Jakarta. Padahal panitia cuma merancang setengah jam baginya untuk berpidato dalam seminar bisnis antarnegeri sejiran-serumpun itu di Kuala Lumpur, Selasa dua pekan lalu.
Semua pembicaraan dinyatakan on the record alias boleh dikutip tanpa sensor. Ia pun berbicara blakblakan mengapa negeri timah itu masih memerlukan kebijakan ”kuku besi” dalam mengontrol pers mengenai isu perkauman yang sensitif. Rahasia di balik bugar juga dia ungkap. ”Ini berkat senam ringan, treadmill, dan rutin menunggang kuda,” katanya seraya berbisik kepada Tempo di antara kerumunan peserta yang berebut minta difoto bersama sang blogger sepuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo