Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seumur hidup Erry Riyana Hardjapamekas, 62 tahun, baru kali ini dia mendapat pengawalan ketat ke mana pun pergi. Dia bahkan diwajibkan menggunakan rompi antipeluru. Pengalaman itu dirasakan sejak ia menjadi konsultan di Komite Monitoring dan Evaluasi Anti-Korupsi Afganistan. Maklum saja, di negeri itu sering terjadi serangan bom bunuh diri dengan sasaran staf asing.
”Pemeriksaan di Afganistan benar-benar ketat. Sampai tiga tahap di setiap gedung yang saya kunjungi,” ujarnya. Kendati begitu, situasi di jalanan Kabul tidak mencekam seperti yang sering diberitakan. ”Cuma memang serangan itu tidak pernah dapat diduga,” dia menambahkan.
Rawannya keamanan membuat Erry tidak bisa berkunjung ke sembarang tempat, kecuali yang sudah ditentukan Kedutaan Indonesia. Pernah satu kali, di dalam gedung yang menjadi tempat kunjungan, Erry menemukan gerai cendera mata. Baru selangkah menuju tempat itu, dia langsung dihardik petugas keamanan, ”Hei, jangan ke situ, balik lagi ke rombongan!” Erry menirukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo