Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sudah tiga tahun ini Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik punya hobi khusus tiap kali berada di bandar udara. Bersama istrinya, Trisna Wacik, Pak Menteri sibuk keluar-masuk toilet bandara. ”Toilet bersih jadi penentu citra negara,” katanya saat berkunjung ke kantor Tempo, pekan lalu.
Citra negara memang penting terkait dengan kesuksesan program Visit Indonesia Year 2008. Promosi besar-besaran bisa menjadi acara buang duit gara-gara toilet jorok. Maklum, toilet bandara adalah tempat pertama yang dikunjungi turis begitu sampai di satu negara. Jika kakus kotor, bau, dan becek, sudah dipastikan turis enggan melanjutkan kunjungan. Sebaliknya, bila toilet bersih, kering, indah, dan wangi, pelancong akan merasa puas dan nyaman. ”Kepuasan adalah jurus jitu pemasaran dari mulut ke mulut,” ujarnya.
Dari sekadar hobi, inspeksi toilet akhirnya menjadi gerakan bersih toilet. Sebuah tim pemantau yang terdiri atas para ibu dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata telah dibentuk. Ketuanya sang istri sendiri, Trisna Wacik. Mereka menggandeng Asosiasi Toilet Indonesia untuk melakukan pemeriksaan atas semua bandara internasional di Indonesia. Setelah dilombakan, yang paling bersih justru Bandara Ngurah Rai, Bali. Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, cuma berada di urutan keempat. ”Lucu, kan? Padahal dia pintu masuk utama,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo