Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang putri biasanya bermahkota tiara, tapi Selasa pekan lalu Putri Raemawasti, 21 tahun, terlihat mengusung poster. Ada apa? Putri Indonesia 2007 itu ternyata bergabung dengan sejumlah aktivis perempuan menyampaikan petisi "Perempuan" dalam rapat Panitia Khusus RUU Pemilu di gedung DPR.
Meski sedikit kagok-mungkin lantaran mendengar siulan, entah dari mana-acara itu menyisakan kesan khusus bagi Raemawasti. Ia merasa mendapat pelajaran berharga tentang bagaimana berpolitik. "Ternyata susah betul memperjuangkan aspirasi di DPR," katanya.
Para aktivis itu datang ke DPR memperjuangkan nasib keterwakilan perempuan di legislatif yang kurang dari 30 persen. Ada pula aspirasi agar anggota Dewan Perwakilan Daerah tidak menjadi perpanjangan tangan partai politik. Pesan sponsor ini agaknya datang dari Yayasan Putri Indonesia yang diketuai Mooryati Soedibyo, Wakil Ketua DPD.
Kehadiran di DPR rupanya melecut hasrat gadis kelahiran Blitar, 5 Desember 1986, itu untuk terjun ke dunia politik suatu saat nanti. Apalagi, latar belakang pribadinya cukup mendukung. Keluarganya suka berdiskusi masalah politik. Ia sendiri rajin membaca berita politik dan buku-buku tentang berbagai tokoh politik. Kebetulan rumah orang tuanya di Blitar terletak persis di depan perpustakaan Bung Karno. "Saya tinggal wara-wiri ke depan rumah," ujarnya. Pantas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo