"PARA atlit biasa bekerja dalam tekanan. Konsentrasi mereka juga
kuat", ujar Tom Gries, sutradara film The Greatest. Gries
dipilih untuk menangani Muhammad Ali si petinju, karena
sebelumnya dia berpengalaman menggarap petinju Archie Moore, Joe
Walcott dan pemain sepak bola Jim Brown di layar putih. Dia juga
telah menulis skenario film-film Break out dan Breakout Pass,
dibintangi oleh Charles Bronson. Tiga minggu lalu, Gries
meninggal ketika main tenis. Serangan jantung, dan usianya baru
53 tahun.
Pendapatnya tentang Muhammad Ali: "Kalau saja saya tidak
mempelajari wataknya lewat tulisan pers, huh, saya fikir dia
orang yang sulit dikendalikan. Dia bahkan bisa meninju kamera,
meninju saya dan siapa saja. Eh, nyatanya, Ali orang yang
pendiam dan saya cukup membisikkan di kupingnya apa-apa yang
harus dikerjakan. Dia biasa bangun setengah lima pagi dan
latihan tinju. Hal itu dilakukannya puluhan tahun sudah, dan
setelah itu dia tidur beberapa jam".
The Createst kini mencapai adegan ke-80 Ali dan rombongan telah
menjelajahi Miami, Houston, Atlanta, Louisville dan Las Vegas.
Di Ceasars Palace Hotel, Las Vegas, Ali mengenakan celana
panjang yang kedodoran. Duduk di bar ia pegang peranan ketika
dia berumur 21 tahun dan namanya masih Cassius Clay. Seorang
juru rias menyemprot rambutnya yang sudah memutih denan cairan
semir rambut hitam. Kulit mukanya cukup baik, sehingga juru rias
hanya menutup sedikit kerutan di sekeliling mata.
Ali berdiri, mendekati meja aktor Roger E. Mosky yang bermain
sebagai Sonny Liston. Tom Gries menganggukkan kepala. Dan
berkatalah Ali: "Oke, kau beruang jelek! Kota ini tidak bisa kau
pegang dengan kedua tanganmu. Salah satu dari kita harus pergi!"
Ali berjalan sedikit di sekeliling kasino itu. Dan berkoar lagi:
"Lebih baik kau angkat kaki dan pergi dari kota ini. Kau dengar?
Dengar, eh, sundal? gaya akan jadi petinju terbesar!" "Cut! Cut!
", teriak sutradara.
"Ali bisa melakukan lakon-lakon di mana dia kalah dan menang",
cerita Gries lagi. "Ketika rahangnya dihantam Ken Norton, ketika
dia sedih betul, dan ketika Bdinda, isterinya, berteriak-teriak
dengan panik karena luka Ali, semua itu dia lakukan dari
hatinya. Baik sekali, jempolan!" Itu pendapat Tom Gries lantas
dia meninggal.
Banyak aktor yang main dalam The Greatest ini. Robert Du akan
main sebagai promotor Ali: Bill MacDonald. MacDonald telah
mengatur pertarungan Ali dengan Sonny liston di Miami, tahun
1964. Manager Ali, Angelo Dundee akan dimainkan oleh Ernet
Boine. Penulis skenario adalah Ring Lardner Jr. yang juga
menulis On the Waterfront. The Greatest sendiri berasal dari
buku yang ditulis Richard Durham. "Tapi beberapa kalimat saya
biarkan Ali sendiri yang mengucapkan. Jadi bebas, bagaimana saja
menurut Ali. Dan dia memang bukan main. Improisasinya jadi
lebih enak", kata Gries mendiang.
Tetapi ada tiga orang yang akan memerankan Muhammad Ali. Seorang
dia sendiri Seorang aktor baru, untuk Ali yang berumur 12 tahun,
dan seorang pendatang baru lagi akan main ketika Ali berumur 18.
Keduanya dikursus oleh Ali sendiri, bagaimana cara berjalan.
Bagaimana menggigit bibir bawah kalau lagi marah.
Tata rias dipegang oleh Bill Tuttle, yang telah menggarap muka
Clark Gable dan Spencer Tracy dan juga pernah mendapat Academy
Award untuk bidangnya. "Matanya bisa bermain baik sekali di
depan kamera. Mata yang ekspresif", kata Tuttle tentang Ali.
Sebagai ayah Ali, ya si tuan Clay. Pernah, seorang wartawan akan
menginterviunya. Ketika sedang tenggelam dalam judi jackpot, ada
seseorang berkata: "Eh, ada wartawan dari London yang akan
menginterviu anda. Dia akan membuat anda terkenal". Menolak, si
Clay tua berkata: "Ah, saya sudah terkenal kok".
Kecongkakan ini rupanya menurun pula pada anaknya. "Hei,
pernahkah anda dengar seseorang yang umurnya baru 35 tahun
membuat film tentang dirinya sendiri? Wyatt Earp sudah mati 100
tahun lamanya, filmnya baru dibuat kemudian", kata Ali. Ali akan
mendapat bagian 33 1/3 persen dari pendapatan kotor film ini.
"Coba saja kalau yang nonton 100 juta orang, berapa akan saya
dapat? Dan karena film ini nantinya akan ditonton orang-orang
gede, kepala negara, film ini tidak akan berbau seks. Bersih,
dan jempolan", tambahnya.
Tiba-tiba muncullah seorang wanita masuk, ketika Roderick Mann
dari Straits Times sedang interviu Ali. Wanita itu jangkung,
langsing dan cantik. Dialah Veronica Prosche, si bekas
peragawati, teman hidup Ali di luar nikah (Black Moslem tidak
mengizinkan Ali menikahi perempuan ini). "Hei, kok lama sekali",
ujar Ali. "Siapa bilang lama", jawab Porsche. Ali diam sebentar
kemudian berkata: "Mana Hma?" Hana adalah bayi mereka yang kini
berusia 4 bulan. "Di atas", jawab Veronica Porsche. "Bisa kau
bawa ke bawah sekarang?" Porsche menurut. Ujar Ali lagi:
"Pokoknya dalam film ini saya akan jadi phlawan. Akan saya
kalahkan Charlton Heston, Marlon Brando. Sekali lagi: tidak
berbau seks. Paus juga akan menontonnya. Saya akan keliling
dunia. Seperti Kissinger saja". Delapan tahun yang lalu, Ali
pernah mengadu nasib dalam rombongan sandiwara di Broadway. Dia
tidak menyebutkan sandiwara apa dan berperan sebagai apa, cuma
katanya lagi: "Saya main cuma 4 minggu di Broadway. Tapi
kemudian saya jadi jagoan di bidang lain, di sandiwara itu
sendiri tidak".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini