Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BANYAK yang sudah tahu gelar Artika Sari Devi sebagai Putri Indonesia. Tapi, mungkin banyak yang belum tahu kegemaran dia mengajar anak-anak.
Tiga tahun lalu Artika pernah membuka sekolah mini di satu musala di Baciro, Yogyakarta. Di situ ia mengajar sekitar 40 anak berusia 5-12 tahun. Umumnya mereka anak pengamen, penarik becak, dan pembantu rumah tangga. Bersama Mirna, temannya sekampus, Artika mengajari para bocah itu cara mengakses Internet, mendongengkan cerita rakyat, memutarkan video, dan membaca Al-Quran. “Enggak gampang ngajar anak-anak,” katanya kepada wartawan Tempo Eduardus Karel Dewanto, pekan lalu.
Untuk membiayai “proyek Baciro”, dia merogoh kocek pribadi dan berjualan buku bekas murah. Peralatan mengajar seperti komputer, pemutar video, dan televisi, “Saya bawa pakai becak dari kos,” katanya sembari tertawa berderai. Artika punya pengalaman pahit tatkala membawa anak didiknya ikut lomba baca Al-Quran. Dua muridnya ketinggalan saat mereka dijemput dengan bus sewaan. Artika pun tergopoh-gopoh menyambangi kedua bocah itu dengan becak.
Kedekatan Artika dengan kanak-kanak sampai juga ke kuping Kak Seto Mulyadi dari Komnas HAM Perlindungan Anak-anak. Kak Seto mengundang gadis ayu ini menjadi anggota kehormatan. Dua minggu lalu, ia dilantik. Tugasnya berkunjung ke Nusa Tenggara Barat sampai ke lembaga pemasyarakatan anak-anak di Tangerang. Selamat, selamat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo