KEHIDUPAN aktris Sophia Loren memang bagai cerita film. Nama
aslinya: Sophia Scicolone. Hidup dalam kemiskinan di salah satu
perkampungan di Naples. Rumahnya kecil, berdesakan, sementara
kepala harus ditundukkan karena banyaknya jemuran pakaian malang
melintang.
Beruntunglah dia diberi karunia tubuh dan rupa yang cakep. Anak
tanpa ayah yang ibunya mencari hidup dengan memberi les piano
ini, mendapat kejuaraan ratu kecantikan - bukan di sebuah
propinsi atau kotamadya, tapi di salah satu kelurahan di Roma.
Nah, umur 14 tahun Sophia mendapat tawaran sebagai pemain
sambilan dalam film Quo Vadis, dari novel terkenal karya
Sienkiewicz.
Di saat itulah Carlo Ponti menemukannya. Sophia dibinanya, dan
dewi kelurahan ini kemudian ditangani para produser terkenal
antara lain Victorio de Sica, Stanley Kramer, Georges Cukor,
Alessandro Blasetti. Sophia yang kemudian merubah nama-akhirnya
jadi Loren, jadi aktris terkenal bukan saja di Bropa, tapi di
seantero bumi.
Tragisnya, Sophia dari Naples ini begitu jatuh cinta dan
mengagumi gurunya: si Carlo Ponti tadi. Ia memang tidak sebelah
tangan, tapi celakanya Ponti telah beristeri, sehingga dia
banyak dicerca. Ini pulalah salah satu sebab mengapa keduanya
lebih banyak bermukim di luar Italia. dan baru di tahun 1966
Sophia dan Carlo resmi menikah. Setelah 10 tahun lebih hidup
bersama. Kesedihannya begitu memuncak ketika dia dua kali
keguguran, yah miskram. Film tidak diperhatikannya lagi. Apa
yang didambakannya: menjadi ibu. Syukur, tahun-tahun berikutnya
lahirlah Carlo dan Eduardo.
Kini umurnya 40 tahun. Masih cantik. Katanya: "Bagi saya usia 40
tahun tidak berarti apa-apa untuk wanita". Katanya lagi: "Umur
30-lah yang paling penting. Karena di umur itu kita harus gerak
cepat, berbuat untuk masa depan sebanyak mungkin. Di umur saya
sekarang ini - ketika semuanya telah dikerjakan - adalah layak
untuk menikmati kebahagiaan. Kini saya cuma mengingatingat masa
bahagia saya yang lalu. Merenungkan hal itu semua, kita semua
akan sadar, bahwa tidak ada apa-apa lagi yang kita ingini".
Film terakhir Sophia: A Special Day, garapan Ettore Scola.
Sophia bermain sebagai perempuan bermuka jelek, tua, miskin, dan
harus mengurus anak-anaknya yang 6 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini