ETIKET? "Saya tidak pernah sekolah etiket. Saya cuma belajar dari tata krama yang diajarkan orangtua dan dari buku, koran dan majalah," katanya. Tapi nyatanya, yang mengucapkan itu, Nyonya Karlina Umar Wirahadikusumah, begitu menarik berbicara soal etiket di Sekolah Pengembangan Pribadi John Robert Powers, Jakarta, Jumat pekan lalu. Ceramah ini, menurut pimpinan sekolah itu, Nyonya Mien Uno, sudah ditunggu sejak setahun. Istri bekas Wapres Umar Wirahadikusumah ini datang mengenakan kebaya hijau dipadu sarung dari bahan tenun ikat warna senada. Ia banyak tersenyum, dan pendengarnya banyak tertawa. Bu Umar menyebutkan ada 13 jenis tata krama yang sebaiknya dijalankan oleh setiap orang. Antara lain, mau mendengarkan orang. Ia memberi contoh, banyak orang segan mendengarkan pidato. Katanya, orang lebih suka ngobrol atau bergosip soal pacar baru, ketika orang berpidato. Padahal, pidato disiapkan dengan susah payah. "Kalau tidak mau mendengarkan, paling tidak, ya, tidur sajalah, asal jangan ngobrol," katanya. Pengunjung yang sebagian besar wanita itu tak ada yang tidur mendengar "pidato" Bu Umar. Apalagi gayanya memikat. Dan resep yang diberikannya juga banyak dengan contoh. Misalnya soal meladeni orang, Bu Umar menekankan pentingnya senyum. "Senyum lebih merdu daripada seribu kata. 'Kan tidak susah, dan tidak membeli," katanya. Ia lantas mengutip kata-kata yang konon pribahasa Cina. "Siapa yang tak bisa senyum, jangan buka toko." Pengunjung gerr, Bu Umar tersenyum -- tapi belum terdengar ia akan buka toko.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini