SEORANG menteri menulis novel, itu biasa. Seorang Menteri Sosial Haryati Soebadio menulis novel sejarah tentang Raden Ajeng Kartini, itu juga biasa. Yang tidak biasa, ternyata itulah novel karya seorang cucu tentang eyang putrinya. Sebab, Ibu Haryati adalah putri Bupati Jojodiningrat, bupati yang kemudian menikah dengan Kartini. Tapi bukan silsilah itu, tentu yang dikisahkan dalam novel yang akan diterbitkan persis di peringatan ke-110 hari lahir Kartini, April mendatang. Ide novel ini, kata Haryati Kamis pekan lalu, muncul dari Saparinah Sadeli. Jangan keburu menebak bahwa tersebut belakangan itu juga punya hubungan silsilah dengan putri dari Jepara yang tiap tahun diperingati itu. Saparinah, seperti sudah dikenal, adalah guru besar Fakultas Psikologi UI. Adapun ide itu Saparinah adalah mengevaluasi kembali peran Kartini. Ini sehubungan dengan munculnya kontroversi tentang tokoh wanita ini pada akhir 1987. Yakni, mengapa tokoh yang hebat itu bisa dipaksa kawin dengan seorang duda yang usianya jauh di atas dia. Soal ini konon sangat merisaukan kedua wanita ini. Maka, berdasar analisa doktor psikologi tentang yang merisaukan itu, doktor bidang sastra ini, yaitu Haryati Soebadio, menuliskan latar belakang kehidupan Kartini. Dan karena namanya novel, Haryati akan menyajikan kisah ini "tidak ilmiah betul. Nanti nggak ada yang baca." Setuju.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini