MESKI namanya Zainal Abidin bin Lembang, ia bukan berasal dari
kota Lembang, dekat Bandung. Ia bertanah air di seberang dan
kini Konsul Malaysia di Medan. Lelaki jangkung berusia 36 tahun
ini tadinya wartawan. "Waktu saya sekarang banyak disita, dan
itulah sebabnya saya sedikit tempo untuk menulis. Padahal
bahan-bahan sudah banyak saya kumpulkan, dan saya harus
memulainya lagi sebagai orang awam", kata Zaenal Abidin. Tidak
jelas apa yang akan dia tulis tapi hubungan tokoh ini dengan
kuli tinta Medan cukup akrab.
Cuma bersandal jepit (dan isterinya bahkan sering memakai celana
jean) pasangan Zainal Abidin sering berkunjung ke Taman Kesenian
Medan. Setiap ada pertunjukan drama dia tidak perlu absen.
Ketika taman tersebut mengadakan acara memperingati penyair Amir
Hamzah dan Chairil Anwar akhir April lalu, Zainal muncul dengan
deklamasi. Dengan aksen Malaysianya, entah puisi siapa yarg ia
baca, tapi sepertinya mirip pantun tentang buaya menipu kancil.
"Taaambuuh!", teriak yang hadir. Zainal kemudian membacakan dua
sajak penyair Medan, yang memang mengandung semangat serupa
dengan sajak-sajak Chairil.
"Saya senang baca puisi, terutama ketika sedang di kamar mandi",
ujarnya. Tambahnya: "Menyanyi, saya juga suka. Lagu-lagu lama
lebih seronok di hati saya, selain saya suka menari ronggeng.
Ronggeng membuat tubuh kita bergerak- gerak la". Zainal Abidin.
sudah bertugas di Medan hampir tiga tahun, kelihatan betah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini