NAMA: Kiwati. Umur: 51 tahun. Jenis: Pria. Pekerjaan: Dosen UGM, penulis cerita pendek, pernah main film.... Kalau mau tahu siapa yang bernama "Kiwati", datanglah ke Desa Buopis, di daerah Asmat Irian Jaya. Di pedalaman nun jauh itu ada suami istri yang akan mengatakan bahwa mereka memang punya anak bernama Kiwati dan menjadi doscn UGM. Badannya tinggi, besar, rambut ikal. Lulusan Universitas Cornell, AS. Jelasnya, tanya kepada seorang yang bernama Umar Kayam. Dia itulah sebenarnya Kiwati. Dia tak akan pura-pura. Sebab, pekan lalu dia sudah mulai mengirim kartu namanya kepada kenalan-kenalannya dengan nama "Umar Kayam" yang dicoret dan diganti nama "Kiwati". Perkaranya bermula beberapa waktu yang lalu, ketika ia berkunjung - untuk penulisan buku - ke pedalaman Irian Jaya. Penduduk di sana menyambut Kayam (yang datang bersama wakil gubernur Irian Jaya, Soegijono) dengan upacara: para tamu akan diangkat menjadi anak. Dan Kayam pun menjadi anak Pak Buram, orang yang umurnya enam tahun lebih muda. Dalam upacara ini, selain harus menerobos kelangkang tiga perempuan, sebelum dapat nama Kiwati, Kayam juga harus memberi tanda mata kepada bapaknya yang baru. Apa? Setelah bingung sebentar, Kayam membuka baju surjan Yogya yang dipakainya. Tapi bukan surjan itu yang diberikannya, melainkan kaus yang dipakainya di balik surjan. Merk: Lacoste. Belum diketahui adakah kelak Kayam, bekas direktur jenderal RTF, juga akan dikenal sebagai orang pertama yang menemukan kaus merk buaya itu di pedalaman Asmat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini