MENTERI Kesehatan dr. Adhyatma meninjau pos pelayanan terpadu di Desa Dangau-dangau, Kabupaten 50 Koto, Sumatera Barat. Di depan kader pelayan kesehatan, Adhyatma menguji, "Coba, Bu, seandainya saya ini seorang ibu yang sedang hamil, apa nasihat yang akan Ibu berikan untuk menjaga kesehatan bayi?" Si ibu kader kemudian cukup tangkas menjawab, "Saya anjurkan Ibu menimbang berat badan secara teratur, supaya bisa diketahui peningkatan kesehatan bayinya." Kalau berat berkurang? "Sebaiknya Bapak, eh Ibu, makan makanan yang bergizi, seperti daging dan ikan." Menteri yang "hamil bukan sebenarnya" itu memotong. "Wah, saya tidak purlya uang untuk membeli daging." Si ibu yang asli cepat tanggap, "Kalau begitu, makan sayur kacang hijau seperti ini. Murah, bergizi, dan bisa Ibu tanam sendiri di pekarangan." Tes Menteri belum berakhir. Ia menanyakan kegunaan oralit, dan dijawab dengan memuaskan. "Kalau oralit itu bagaimana rasanya?" tanya Adhyatma lagi. Si kader tak hilang akal. Karena di sana ada oralit, ia sodorkan barang itu ke Menteri Kesehatan. "Supaya tidak salah, silakan coba sendiri, Pak," katanya sambil membuka bungkus oralit. Kali ini, Adhyatma kena batunya. Bubuk oralit itu pun Jimakannya, diiringi tepuk tangan yang hadir. Itulah oleh-oleh kunjungan pertama dr. Adhyatma ke luar Jawa pekan lalu yang dicatat Syafiq Basri--yang ini wartawan TEMPO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini