"TARI adalah gerak tubuh," kata koreografer Denny Malik. Tapi karena ini gerak yang ditata, gerak itu bisa gemulai, bisa erotis, bisa pula indah. Lewat tari itulah Denny, 29 tahun, bersama sembilan koreografer lain akan pamer kebolehan dalam Modern Jazz Festival di Taman Ismail Marzuki, awal Juli mendatang. Tariannya berjudul Campurwarni Mancanagari, didukung 20 penari. Ia meramu tari tradisional dengan tari dari benua lain dalam tiga episode. Diawali dengan tari serimpi, Denny menampilkan proses lahirnya sebuah gerak. Gerak tari itu ada yang dari Cina, Muangthai, dan sebagainya. Musik pengiring juga diaransir dari tembang musisi terkenal Jepang, Kitaro. Entah bagaimana penonton mengapresiasi suguhan itu. Namun, Denny yang pernah mementaskan tariannya dari Jepang sampai Tunisia itu yakin, tari modern lebih jitu memancing penonton. "Tak usah munafik, pada zaman sekarang ini kalau cuma menyuguhkan tari klasik, siapa yang mau melihat?" kata Denny yang juga penyanyi itu. Sebagai koreografer muda, ia terbilang berhasil. Profesi itu telah memberinya rumah, mobil, dan saham di PT Gencar Semarak Perkasa, perusahaan showbiz yang didirikan Guruh Sukarno Putra. "Kalau tari tak menghasilkan duit, sudah saya tinggalkan dari duludulu," kata pencipta lebih dari 60 tarian itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini