SEPINTAS ia tampak urakan. Rambut tergerai tak tersisir, bajunya lusuh, dan bersandal pula. Ia juga bukan seorang yang responsif pada orang yang baru dikenalnya. Tapi dari tangannya lahir rancangan busana yang dikenal di seluruh dunia. Dialah Kenzo Takada, desainer top asal Jepang yang kini bermukim di Paris. Setelah mengadakan pergelaran nonstop di Paris bulan lalu, Kenzo Takada mengadakan pergelaran di Club Med, Bali (11 dan 13 Mei), dan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, 16 Mei. Ia memamerkan tak kurang dari 100 baju yang dibawakan 18 model dari Paris dalam tema Four Seasons Colour Symphony. Kenzo salah satu dari sedikit orang Jepang yang berhasil menancapkan karier sebagai desainer di pusat mode dunia itu. "Sulit, sangat sulit," katanya menggambarkan keadaan ketika ia mulai merambah Paris pada tahun 1960-an. Kala itu ia terpaksa tidur di emper toko. Ia pernah pula keluar-masuk butik menawarkan sketsanya. Ia tak menampik, resesi dunia merembet pada bisnis fashion. Itu sebabnya, katanya kepada TEMPO ketika ditemui di Club Med, Bali, "Desain saya kebanyakan ready to wear." Ia juga rajin mengikuti perkembangan ekonomi. Dan Indonesia, katanya, potensial sebagai pasar baru. "Pertumbuhan ekonomi di sini bagus. Dan saya percaya ekonomi yang membaik dapat mengubah gaya hidup seseorang," katanya, tentang alasannya ke Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini