Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Dikelilingi Perempuan

Setiap malam seusai pementasan Soneta, ada saja wanita yang siap masuk ke kamarnya. Menikahi lima perempuan, yang disebutnya sah dan halal.

2 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rumah dua lantai di Kompleks Pondok Jaya, Mampang, Jakarta Selatan, itu sedang direnovasi. Di rumah inilah Rhoma tinggal bersama Rica Rachim, istri yang kini mendampinginya. Siang itu ruang tamunya panas karena penyejuk udara mati. Rhoma mengenakan pakaian hitam-hitam, dengan sandal karet hitam bersol 3 sentimeter. Dua kancing kemeja teratas sengaja dilepas. "Bukan mau pamer, ini demi menyiasati leher saya yang pendek."

Cinta pertama saya alami saat duduk di bangku sekolah menengah pertama. Ah, hanya cinta monyet biasa. Cinta puber. Saya vokalis band, pacar saya juga. Kisah cinta itu awet sampai saya duduk di bangku sekolah menengah atas. Setelah itu putus. Orang tuanya tidak setuju anaknya pacaran dengan penyanyi. Saya tidak banyak pacaran sebelum menikah. Hanya dua kali.

Saya sempat digosipkan dekat dengan beberapa artis dan lawan main film. Sebut saja Yati Octavia atau Elvy Sukaesih. Bagi saya, cinta lokasi itu keniscayaan. Tapi bukan keharusan. Tidak selalu dalam pekerjaan diwarnai cinta lokasi. Dan itu bisa terjadi pada semua profesi. Orang Jawa bilang witing tresno jalaran soko kulino.

Pergaulan saya bukan hanya dengan seniman dangdut atau Melayu. Saya juga bergaul luas dengan pemusik pop dan rock. Pertemanan inilah yang mempertemukan saya dengan anggota band perempuan Beach Girls, Veronica Agustina Timbuleng.

Pada 1969, setahun sebelum membentuk Orkes Melayu Soneta, saya diundang menyanyi di Lampung. Panitia juga mengundang Beach Girls, band pop perempuan. Saya menaruh hati pada gadis pemain organnya, Veronica. Tapi asmara kami tidak direstui orang tua karena berbeda agama. Ya, Veronica penganut Katolik. Karena hubungan kami ditentang, akhirnya saya kawin lari dengan Vera. Belakangan, Vera memutuskan masuk Islam karena saya yang meminta.

Dengan Vera, saya dikaruniai tiga anak: Debbie Veramasari, Vicky Zulfikar, dan Rommy Syahrial. Saat Debbie masih kecil, kami bernyanyi bertiga. Industri musik menginginkan kami mengikuti jejak Chicha Koeswoyo dengan lagu Heli dan Yoan dengan Si Kodok pada 1976. Sekarang yang konsisten di jalur musik adalah Vicky, sebagai vokalis band rock, dan Ridho Rhoma.

l l l

Air muka Rhoma mendadak berubah saat Tempo bertanya soal pernikahannya dengan beberapa perempuan lain, termasuk Rica Rachim. Dia terdiam beberapa saat dan posisi duduknya berubah. "Tidak semua hal bisa diceritakan," kata dia. Rhoma enggan mengungkit kisah cintanya. "Kita bicara yang lain saja," kata dia.

Sebelum menikah dengan Veronica, Rhoma dikabarkan pernah menikah dengan seorang perempuan bernama Titiek. Perkawinan ini hanya bertahan 9 bulan, dan tidak dikaruniai anak.

Kontroversi pernikahan Rhoma kembali muncul saat dia mengawini Rica Rachim pada 1984. Padahal saat itu dia masih berstatus suami Vera. Pernikahan Rhoma dengan Veronica kandas setelah 13 tahun hidup bersama. Rhoma bercerai pada Mei 1985. Awal 2006, Veronica, kekasih yang pernah mengisi hati dan hidup Rhoma, meninggal karena sakit.

Rica adalah lawan main dalam beberapa film Rhoma, antara lain Melodi Cinta, Badai di Awal Bahagia, Camelia, Cinta Segitiga, Pengabdian, Pengorbanan, dan Satria Bergitar. Nama Rica mulai dikenal publik melalui iklan dan cover majalah pada 1970-an. Dia kemudian tampil pertama kali sebagai bintang film pada 1977 dalam film Jakarta Jakarta garapan Ami Priyono.

Rica Rachim lahir dari ibu asal Surabaya berdarah Jerman dan ayah dari Solo. Dulu ia dikenal dengan sebutan Rica Sukardi, tapi menjadi Rica Rachim setelah resmi menjadi muslimah. Sampai sekarang Rica setia mendampingi Rhoma.

Rhoma kembali digosipkan menikah dengan perempuan berdarah Arab pada 1993. Dia dikabarkan menikahi Marwah Ali, adik penyanyi dangdut Intan Ali. Dari Marwah, dia mendapat dua anak: Ridho Rhoma dan Nazeela.

Kemudian, pada awal 2000, Rhoma digosipkan menikah dengan seorang gadis belia asal Solo bernama Gita Andriani. Pada 2003, Rhoma kembali diberitakan menikahi seorang aktris pendatang baru, Angel Lelga. Angel hanya dinikahinya sehari, setelah itu dia ceraikan.

Anak sulung Rhoma, Debbie, pun enggan bercerita perihal pernikahan ayahnya. "Kalau soal istri, sebaiknya langsung dari Bapak. Saya hanya berkenan menyebut nama adik-adik saya," kata dia saat dimintai konfirmasi. Rhoma kini memiliki tujuh anak, yaitu Debbie, 38 tahun, Vicky (34), Rommy (33), Ridho (22), Nazeela (20), Adam (9), dan Tamara (4).

l l l

Selama ini saya memang memilih bungkam soal pernikahan-pernikahan saya. Saya tidak suka kehidupan pribadi saya diotak-atik. Tidak semua hal pribadi bisa diungkapkan dan menjadi konsumsi publik. Karena itu, saya memberi batas tegas di rumah saya. Ada ruang untuk publik dan ruang untuk pribadi. Bila urusan kamar tidur kita perlihatkan, itu aib.

Saya dibilang tukang kawin. Tapi saya tidak malu berpoligami. Poligami bagi saya adalah prestasi. Poligami membuat saya tidak perlu berzina. Padahal kesempatan dan peluang berzina besar sekali buat seorang Rhoma Irama. Kalau saya mau perempuan, ya, harus halal.

Dalam perjalanan hidup rumah tangga, banyak orang bertanya berapa kali saya menikah. Saya tidak mau jawab. Ternyata, setelah saya renungkan, ini garis yang tidak bisa saya hindari. Saya kawin sekian kali, padahal saya tidak punya obsesi itu. Tapi kok nyatanya selama ini bisa. Padahal pacaran juga enggak. Dengan pacar yang pertama, bertahun-tahun kita pacaran dan rencanakan malah tidak jadi. Pernikahan itu buat saya seperti berjudi.

Saya banyak belajar dari kegagalan cinta. Yang pasti, saya tidak mau patah hati. Itulah mengapa saya tidak mau sepenuhnya mencintai. Seperti dalam lagu saya, Rana Duka, saya bilang jangan sepenuhnya mencintai, tapi sekadarnya saja, karena cinta pasti akan berpisah.

l l l

Selama 40 tahun berkarier, setiap saat saya selalu digoda perempuan. Mulai remaja sampai nenek-nenek banyak yang merayu saya. Tapi jangan salah, bukan saya yang merayu. Mereka yang minta kawin sama saya. Boleh percaya, boleh tidak.

Saya ini seorang superstar. Kalau saya mau, ribuan perempuan bisa saya kencani. Setiap malam seusai pementasan Soneta, pasti ada perempuan yang siap masuk ke kamar saya. Kebanyakan, setiap superstar dikelilingi banyak perempuan. Wajar bila bintang rock Mick Jagger mengaku pernah meniduri 6.000 perempuan.

Tapi saya tidak lebih dari lima perempuan. Semuanya halal. Artinya, masih bisa dihitung dengan jari. Kalau saya mau, mungkin ribuan perempuan sudah saya kencani.

Misalnya suatu kali saat saya menggelar konser di Australia. Seusai pementasan, saya dikasih lady escort oleh produser. Seorang perempuan bule masuk kamar saya. Dia langsung buka baju. Dia bilang, "Enjoy your self. I am yours for tonight." Saya bilang, "Get dress, you will get sick." Dia tanya, "Why?" Saya bilang, "I am afraid of God." "It's crazy you still believe in God." "Sit down and I'll tell you about that." Akhirnya saya berdakwah sampai pagi. Dia malah menangis.

Di Hong Kong sama saja. Seorang perempuan muda masuk kamar saya. Saya ditelanjangi. Waktu itu pukul dua malam, saya sesak napas. Saat itu sedang ada badai taifun. Saya minta resepsionis mengirim dokter. Resepsionis bilang, "Enggak ada dokter selarut itu." Saya jawab, "Terserah mau kirim manusia atau setan kek buat nolong saya." "Saya punya massage girl," kata dia. "Bolehlah. Setan juga boleh." Malam itu dia kirim satu perempuan. Saya ditelanjangi dan diurut sampai sembuh. Setelah itu saya diajak berhubungan badan. Saya bilang, "No no...." "Why?" "I am a moslem." "So what?" Ha-ha-ha....

Meski godaan begitu besar, saya bisa bertahan. Ini yang tidak dilihat orang. Yang orang lihat, Rhoma Irama tukang kawin. Kesannya begitu. Padahal yang saya lakukan itu sah dan halal. Sedangkan yang haram tidak saya lakukan. Soal Rhoma menolak yang haram, ini yang tidak dianggap orang. Padahal ini tantangan saya menghadapi perempuan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus