Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Djenar Maesa Ayu, 33 tahun, tak bisa lepas dari bir dan rokok. Di ma-na pun dia nongkrong-, selalu ada sekaleng bir di de-kat-nya dan rokok di ta-ngannya. ”Kalau nggak ada dua-du-anya, aku nggak bisa me-nulis,” kata penulis buku Me-reka Bilang Saya Mo-nyet itu.
Ia mengaku tak bisa di-te-ma-ni satu atau dua kaleng bir saat menulis. Satu atau dua kaleng bir justru membuat Djenar mengantuk dan malas menulis. ”Tapi, kalau berkaleng-kaleng, menulisku malah lancar,” ujarnya. De-ngan banyak bir, kata Dje-nar, ”aku justru le-bih banyak menulis daripada minum dan mengisap rokok.”
Dalam film Koper karya Richard Oh, yang diluncurkan pekan lalu, Djenar yang berperan sebagai Noni, seorang pramusaji Bar Betawi, juga digambarkan ba-nyak menenggak bir. ”Selama pembuatan film memang banyak bir dan rokok. Kalau habis, saya tinggal teriak ’Infus’ dan langsung ada yang mengantarkan,” kata-nya sambil tertawa. ”Infus” adalah kode dia untuk bir.
Pada saat apa Djenar berhenti minum bir dan merokok? Kali ini ibu dua anak itu menjawab serius, ”Ketika hamil dan menyusui.” Di luar itu, tiada hari tanpa ”infus”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo