Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Doyan Masala Dosa

BARU pertama kali ke India, Lala Karmela, 33 tahun, langsung terpincut makanan negeri Bollywood itu.

16 Maret 2019 | 00.00 WIB

Lala Karmela. TEMPO/Nurdiansah
Perbesar
Lala Karmela. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Semuanya enak, ha-ha-ha...,” ujarnya di Kemang, Jakarta Selatan, 5 Maret lalu.

Menu favorit Lala adalah masala dosa, semacam panekuk dari fermentasi beras dan kacang hitam yang berisi kentang berbumbu rempah dan disajikan dengan saus berbahan santan. “Selain enak, namanya lucu,” kata aktris plus penyanyi berdarah Indonesia-Filipina ini.

Karmela Mudayatri Herradura Kartodirdjo—nama lengkapnya—menghabiskan sepekan di India untuk syuting Kuambil Lagi Hatiku karya Azhar “Kinoi” Lubis, yang tayang di bioskop mulai pekan ini. Didampingi Sahil Shah, aktor India yang menjadi lawan mainnya, segala macam masakan India ia cicipi.

Selain karena doyan, Lala berkelana antar-restoran untuk mendalami perannya sebagai Sinta, perempuan berdarah India-Indonesia di film barunya itu. Jika men-dapati --masakan yang kurang bersahabat dengan seleranya, pe-lantun Satu Jam Saja ini berkata dalam hati, “Oke, mungkin Sinta enggak suka makanan itu.” Bumbu kari yang melumer di lidahnya membantu Lala mempelajari bahasa India, yang dia gunakan di film tersebut, lengkap dengan gesturnya.


 

Todung Mulya Lubis. Dok. Pribadi

 

Lidah Skandinavia

Pada masa awal bertugas sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Norwegia dan Islandia, pertengahan 2018, Todung Mulya Lubis kebingungan. Sebagai penggemar hidangan laut, dia tidak mendapati seafood yang enak di Oslo, meskipun di restoran berkategori tiga bintang Michelin—berarti menyajikan masakan luar biasa yang layak ditebus dengan perjalanan khusus. “Tasteless,” katanya kepada Tempo via panggilan WhatsApp, Selasa, 12 Maret lalu.

Belakangan, Todung, 69 tahun, baru menyadari hidangan laut di Norwegia memang minim bumbu dan olahan. “Semuanya disajikan secara segar,” ujarnya. Setelah lima bulan di Eropa Utara, Todung mulai bisa melupakan hidangan laut saus Padang warung favoritnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Lidahnya telah bersahabat dengan hidangan laut ala Skandinavia, yang disajikan mentah atau paling banter direbus separuh matang.

Todung mengaku sudah menjajal semua restoran seafood di Oslo, dari pinggir laut hingga puncak bukit. Guru besar hukum pidana Universitas Sumatera Utara ini pun belajar mengolah hidangan laut. “Selama di sini, ilmuku bertambah: bisa bikin sushi,” katanya.

Salah satu impian Todung saat kembali ke kampung halaman adalah berbelanja ikan di Muara Baru, Jakarta Utara, dan menyajikannya untuk keluarga. “Kalau untuk dijual, masih belum pede, ha-ha-ha...,” ujar pemilik restoran Daun Muda di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, ini. 

 


 

Rudiantara. TEMPO/Reza Maulana

 

Ngefans Gamer

MENTERI Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengaku jarang mengajak foto bareng berduaan. Sekali-kalinya dia minta wefie adalah saat bertemu dengan Tobias Justin alias Jess No Limit, gamer Mobile Legends populer.

Saat kembali berjumpa dengan Jess dalam temu media Piala Presiden ESports 2019 di kompleks Istana Kepresidenan beberapa waktu lalu, Rudiantara langsung kegirangan dan menghampiri idolanya. “Saya masih menyimpan foto tahun lalu,” kata Rudiantara, 59 tahun. Dia lalu menyodorkan jaket barunya ditandatangani YouTuber dengan 4,8 juta subscriber itu. Jess, 22 tahun, hanya mesem-mesem.

Rudiantara mengatakan kesengsem setelah melihat Jess berlaga dalam sebuah kompetisi eSports di Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat, tahun lalu. “Dia profesional banget. Orang rela membayar untuk melihat dia main,” ucap mantan petinggi PT Indosat, XL Axiata, dan Semen Gresik ini.

Sejak menonton Jess, pandangan Rudiantara soal game mobile berubah. Awalnya, dia kerap sebal melihat pegawainya yang langsung terpaku pada layar telepon seluler dan beraksi di Mobile Legends begitu jam kerja kelar. “Sampai saya lewat pun tidak dilihat, ha-ha-ha...,” ujarnya. Kini dia ketularan “virus” yang sama dan bergabung dengan lebih dari 50 juta orang Indonesia lain di multiplayer online battle arena atau MOBA tersebut dengan username Chief RA, sesuai dengan panggilannya. “Jadi sering mabar (main bareng).”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus