PROF. B.J. Habibie, Menteri Negara Riset & Teknologi memang
tidak punya kegemaran main golf. Hobinya: renang. Biasanya di
Executive Club Hotel Hilton, Jakarta.
Ternyata ia juga punya satu hobi yang lain -- yang sudah lama
tidak dipertunjukkan di muka umum. Yaitu: menyanyi. Lagu barat?
Bukan, bung. Lagu keroncong. Ini mungkin berkat kegiatannya
semasa masih mahasiswa di Jerman Barat. Ia nimbrung dalam band
PPI yang dipimpin oleh Wardiman -- sekarang insinyur dan
menjabat Kepala Biro II DKI, dan punya hobi olahraga lari.
Penyanyi kesayangan Habibie pun tak beranjak dari kalangan
keroncong, yaitu Sayekti dan Sam Saimun, almarhum. Apakah ada
minatnya sekali waktu menyanyi lagi, di muka umum "Boleh saja,"
jawabnya kepada TEMPO. "Tapi saya tidak mau di teve seperti pak
Hoegeng."
Namun ketika mengomentari kasus ijasah palsu, Habibie mengambil
ibarat orang main golf. Secara jenaka diungkapkannya bahwa orang
yang lulus sekolah itu tak ubahnya bagai seorang yang baru masuk
lapangan golf: komplit dengan pakaian, sepatu, alat pemukul plus
pengetahuan cara bermain.
"Tapi belum tentu dia mahir main golf," ulasnya kepada Antara
sesaat setelah pembukaan Pameran Visuil 10 Tahun Orde Baru di
Gedung Pola pertengahan Agustus lalu. Katanya lagi, bahwa
kepandaian main golf bukan ditentukan oleh pakaian, sepatu dan
peralatan. Tapi ditentukan oleh faktor apakah dia secara
terus-menerus megembangkan kemahiran dengan bermain secara
konsisten.
Dengan demikian seseorang akan menjadi ilmiawan yang baik, bukan
sekedar punya gelar doktor. Bukan pula lantaran peralatan yang
serba lengkap. "Tapi karena dia berhasil menyelesaikan problema
dengan baik," tukasnya. Singkatnya: punya prestasi kerja. Nah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini