Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEJAK kecil, aktris, model, dan presenter Olga Lydia sudah gemar membaca buku. Saat masih bocah dan mulai bisa membaca, perempuan yang lahir pada 4 Desember 1976 ini tertarik pada majalah dan komik anak-anak. “Saya juga sudah mulai baca novel anak-anak. Salah satunya berjudul Totto-chan,” kata Olga kepada Tempo, 23 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seiring dengan bertambahnya usia, hobi membaca Olga kian berkembang dan buku yang ia baca juga kian beragam. “Kebetulan di rumah saya itu semua suka baca buku, jadi seperti sesuatu yang biasa. Kami sering pergi ke toko buku untuk membeli buku masing-masing satu,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Olga menuturkan, membaca buku merupakan kegiatan yang menyenangkan. Bagi dia, buku bukan hanya benda, tapi juga media yang bisa membuatnya pergi ke alam imajinasi yang tidak pernah ia datangi. Inilah salah satu alasan yang membuatnya makin gandrung membaca buku.
Koleksi buku Olga pun kian banyak dan beragam, dari novel hingga biografi. “Saya suka baca buku karya Agatha Christie yang judulnya Miss Marple. Saya juga mengenal Charles Dickens lewat bukunya, A Tale of Two Cities, yang sampai sekarang masih membekas di benak saya,” tutur pemeran dalam film Arini dan Ave Maryam ini.
Untuk karya penulis Indonesia, Olga menyukai buku-buku karangan Pramoedya Ananta Toer. Salah satunya Gadis Pantai, yang berkisah tentang pergulatan perempuan dalam kehidupan feodalisme di Jawa pada masa lalu.
“Kalau kita bicara feodalisme, kita tidak hanya bicara masa lalu, darah biru, ningrat, tapi juga tentang uang dan kekuasaan. Dan bagaimana kita bisa menjadi bijak saat memilikinya,” ucap alumnus Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, ini.
Olga selalu menyempatkan diri membaca buku pada malam hari atau akhir pekan. “Kadang kalau sudah kecantol sama buku bisa-bisa seharian meninggalkan yang lain dan membaca buku sampai habis. Kebetulan saya termasuk pembaca cepat. Satu novel yang tidak begitu tebal mungkin bisa empat-lima jam selesai dibaca,” katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Pembaca Buku yang Cepat"