Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Hobi Naima Syeeda melukis sepatu berawal dari tantangan teman-temannya.
Lukisan pada sepatu karya Naima dibanderol dengan harga Rp 350 ribu-1,5 juta per pasang.
Naima juga pernah menjual lukisannya pada tas seharga Rp 2 juta.
KAPTEN tim nasional renang indah, Naima Syeeda, memiliki hobi melukis sepatu dan celana denim. Saat ini karyanya tersebut bahkan telah laku dibeli oleh sejumlah teman dan konsumen umum melalui media sosial Instagram. Harga jasa lukisnya itu dibanderol Rp 300 ribu-1,5 juta per pasang sepatu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tergantung kerumitan gambar dan jumlah warna cat yang digunakan,” kata atlet peraih medali perunggu kategori team free renang indah pada SEA Games 2017 ini kepada Tempo, Senin, 26 September lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Atlet renang indah kelahiran Jakarta, 20 Oktober 2000, ini mengatakan awalnya tak berniat menjual lukisan tersebut. Perempuan bernama lengkap Naima Syeeda Sharita Zainal itu hanya menjawab tantangan dari temannya untuk melukis pada medium selain kanvas dan kertas. Tapi justru teman-temannya yang memberikan apresiasi terhadap karyanya dengan membayar.
Menurut Naima, karyanya yang paling mahal adalah lukisan sepatu kombinasi bentuk pedang katana dengan logo MotoGP dan Formula 1. Dua karya yang dijual masing-masing Rp 1,5 juta tersebut memiliki kerumitan tinggi sehingga membutuhkan waktu pengerjaan tiga-empat hari.
Selain sepatu, Naima pernah menggambar sebuah tas dengan motif pedang katana yang dijual seharga Rp 2 juta. “Sekarang agak mengurangi terima orderan karena harus menyelesaikan skripsi. Saya harus kerja, latihan renang, dan mengajar privat,” ujar mahasiswa Jurusan Desain Grafis Universitas Bina Nusantara, Jakarta, tersebut.
Naima menuturkan memiliki kegemaran melukis sejak usia lima tahun. Saat itu ayahnya, Desmaizal Zainal, kerap mengajaknya ke alam terbuka. Selama beberapa waktu, dia kemudian diminta mengamati secara detail semua hewan dan panorama di lokasi tersebut. “Nanti di rumah saya diminta menggambar yang tadi dilihat,” ucap Naima.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo