Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DIREKTUR Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid punya cara untuk mengisi waktu luang. Salah satu yang belakangan kerap ia lakukan adalah menyelam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Awalnya menyelam dengan teman-teman kantor. Kalau kebetulan ke daerah menjelang akhir pekan, kami cari diving spot dan berakhir pekan dengan menyelam,” kata Hilmar saat dihubungi Tempo, Selasa, 8 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak kecil Hilmar memang menyukai olahraga air. “Waktu kecil bahkan ikut klub renang, ikut kejuaraan, walau enggak pernah juara. Lalu senang ke laut, naik kapal, pantai, dan snorkeling," ujar pria yang lahir pada 8 Maret 1968 ini.
Hilmar bercerita, ia sudah mendatangi sejumlah spot penyelaman di Tanah Air. “Saya sudah menyelam ke Derawan, Raja Ampat, Alor, Banda, Bali, dan Gorontalo. Luar biasa tempatnya. Tentu masih banyak sekali yang belum dilihat,” tutur alumnus Jurusan Sejarah Fakultas Satra Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, tersebut.
Bagi Hilmar, menyelam punya efek healing. Setiap kali selesai menyelam, dia mengungkapkan, ia merasa lebih tenang. “Mungkin karena diving memerlukan konsentrasi, ketenangan, dan kedisiplinan. Dan tentu saja karena yang dilihat juga luar biasa, seperti terumbu karang serta berbagai jenis ikan dan hewan laut lain,” katanya.
Selain senang menyelam, sebetulnya doktor kajian budaya dari National University of Singapore ini gemar memasak. Namun kegemarannya memasak sudah jarang dia lakukan.
Hilmar memilih menyempatkan diri menulis buku. “Ada satu tentang sastra, satu tentang sejarah, dan yang berkaitan dengan pekerjaan tentang pemajuan kebudayaan,” ucap penulis buku Kisah Tiga Patung dan Rewriting the Nation: Pramoedya and the Politics of Decolonization itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo