Jatuhnya bom hiroshima

JENDERAL Paul Tibbets, pensiunan Angkatan Udara AS, akhir bulan lalu muncul di televisi negeri itu dalam acara khusus 'Enola Gay'. Ia menceritakan pengalaman lengkapnya sebagai salah seorang yang berada dalam pesawat tempur AS yang membom-atom Hiroshima. Dan terpenting ia bilang: "Saya bersedia melakukannya lagi." Orang yang kini jadi pengusaha penerbangan yang sukses di Ohio itu kemudian menyatakan, ia sama sekali tidak menyesal. Memang ialah orang pertama yang menjatuhkan bom atom yang membunuh sekitar 100 ribu orang. "Tapi adalah suatu hipokrisi kalau saya mengatakan bahwa saya menyesal," katanya. "Saya hanya melakukan apa yang terbaik bagi negeri saya. Dan itu adalah perintah atasan . " Empatbelas tahun sesudah peristiwa dahsyat itu, 1959, Tibbets menjadi komandan unit Angkatan Udara di Florida. Suatu hari ia kedatangan lima orang perwira Jepang. Ketika memberi jamuan makan malam, "saya sangat terkesan pada salah seorang perwira Dia mendekati saya dan mengguncangkan tangan saya keras-keras--sambil berkata: 'Bisakah kita bicara tentang itu?' Tentu saja saya bingung," tutur Tibbets. Ternyata perwira itu bernama Fukiada, komandan angkatan laut lulusan Harvard --yang memimpin penyerbuan pelabuhan AS Pearl I larbour. "Anda telah mengerjakan suatu pekerjaan neraka," kata si Jepang. Tentu saja si Amerika tak mau kalah. "Dan anda memasuki neraka dengan menyerang diri sendiri," katanya.