Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SUATU pagi, seorang utusan Presiden Soekarno tergopoh datang ke sanggar Seniman Indonesia Muda (SIM) Cabang Yogyakarta. Dia meminta beberapa lukisan dibawa ke Istana Negara untuk dipamerkan kepada para tamu asing. Saya bingung karena permintaan itu mendadak sekali dan saya cuma sendirian di sanggar. Tak ada waktu untuk memberi tahu seniman senior dan teman-teman junior karena mereka sedang berlibur ke Kaliurang. Sementara dalam dua jam, lukisan mesti sudah ada di Istana.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo