Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Berita Tempo Plus

Menepis Formalisme, <font color=#FF9900>Menelusuri Tradisi</font>

Gregorius Sidharta Soegijo pernah terpesona dengan formalisme Barat, tapi kemudian mengingkarinya. Ia membawa seni patung Indonesia ke pangkuan seni tradisi dengan wajah modern.

1 Februari 2010 | 00.00 WIB

Menepis Formalisme, <font color=#FF9900>Menelusuri Tradisi</font>
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PATUNG kayu berbentuk kuda itu belum sepenuhnya selesai, tapi permukaan kayunya sudah lebih halus. Mulutnya terbuka dengan mata bulat yang mengesankan kegarangan. Rambut di kuduknya tergerai rapi. Di punggungnya terukir bentuk pelana. Tapi lihatlah kakinya: lebih mirip kaki meja dengan ragam ukir tradisi ketimbang kaki kuda. Gregorius Sidharta Soegijo belum sempat memberi judul karya itu, karena pria kelahiran Solo ini wafat pada 4 Oktober 2007, menjelang usia 74 tahun.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus