Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Kasal: sportif

Laksamana muda atung sudibya, bersedia mundur dan menyerahkan anaknya iwan setiawan yang terlibat kasus penembakan bambang heru. tindakannya dipandang sportif dan dmui akan memberi penghargaan. (pt)

27 Agustus 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ASISTEN I/Pengamanan KSAL Laksamana Mua Atung Sudibya - kini telah dinonaktifkan - menolak menerima penghargaan dari Dewan Mahasiswa UI. "Terus terang begini," ujarnya. "Lha mereka yang melempar saya ke pinggir jalan, kok sekarang akan memberi penghargaan. Bagaimana logika mereka." Ketika kejadian penembakan Bambang Heru oleh Iwan Setiawan (anak Atung Sudihya) Nopember tahun lalu mahasiswa menyarankan kepada Menhankam supaya Atung diberhentikan. Untuk menjaga nama baik korp. Atung lalu diberi isyarat oleh atasan untuk mengundurkan diri dan Atung mundur. Rupanya mahasiswa memandang ini sebagai tindakan sportif, yang perlu diteladani. Tapi komentar Atung: "Kok baru sekarang mereka mau memberi penghargaan. Mengapa tidak dari dulu". Tetapi sebenarnya, sebsgai anggota ABRI Atung memang harus patuh pada atasan. "Secara pribadi saya menghargai maksud mereka ini," tambahnya. "Tapi kalau langsung saya terima, saya salah terhadap atasan. Dan siapa tahu grasi untuk anak saya nanti jadi ruwet." Atung agak menyesalkan Pengadilan, karena sampai sekarang ternyata berkas perkara Iwan belum selesai, sehingga untuk mengajukan grasi juga seret. "Saya ini dua kali terperosok," ujar Atung. Saya menyerankan anak saya dan saya sendiri untuk ditindak. Ternyata di pengadilan begitu. Kalau penghargaan saya terima. saya takut nanti terperosok lagi." Iwan Setiawan kini di LPK Cipinang. Mahasiswa tingkat I UKI dengan usia baru 21 tahun ini divonis hukuman penjara 5 tahun potong tahanan. Rupanya Iwan yang baik ini bisa menyesuaikan diri. Juga turut pertandingan olahraga antar narapidana. Kalau Atung tidak menjenguk, Iwan sering bertanya pada adik-adiknya yang datang menengok dengan pertanyaan ulangan: "Apa ayah sudah bekerja kembali?" Iwan menyesal, akibat perbuatannya jabatan ayahnya terputus. Atung, kini 51 tahun, ayah dari 7 orang anak, bertubuh langsing tinggi. Gayanya bukan gaya milite. Sekarang, "saya sudah bisnis sedikit-sedikit," ujarnya. Gaji masih diterimanya tiap bulan, cuma jabatan dan kursi tidak ada. "Tapi saya ini repot. Sebagai prajurit, mau bisnis saya harus lapor dulu." Dia mungkin, salah satu perwira tinggi yang tidak bisa cari tambahan pendapatan. "Saya ini kere yang berpakaian bagus," katanya lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus