DUA penari Jawa, Retno Maruti, 37, dan Nungky Kusumastuty, 25,termasuk di antara 19 penari dari Institut Kesenian Jakarta yang pekan depan berangkat ke AS untuk tampil dalam American Dance Festival di Durham, Carolina Selatan. Ini sebuah festival besar yang sudah 50 tahun diselenggarakan tanpa putus. Uniknya, penari beken itu akan membawakan dua nomor gubahan baru yang tidak ada "akar Jawa-nya". Judulnya "Huuuuu..." dari Aceh dan "Awan Bailau" dari Minang. Bagi Retno Maruti, perjalanan selama sebulan ini cukup melelahkan, sekaligus mengasyikkan. Sebab, ia menarikan tarian yang diakuinya tidak akrab tetapi tidak begitu asing. Di luar tari Jawa, seperti pula balet, diakui Retno sebagai, "Di situ bukan tempat saya, saya sadar." Akan halnya Nungky, ia mengakui cukup mengenal tari yang berakar dari tanah Sumatera ltU, apalagl bernapaskan Islam. Penari yang juga pemain film ini sedang sibuk mempersiapkan ujian semester di jurusan Antropologi FISIP Ul sebagai "mahasiswa titipan" IKJ. Ujian dan lawatan ke Amerika ini berkaitan. Kakak Nungky adalah dosen Ul yang justru mengajarkan sebuah mata kuliah wajib yang akan diujikan kepadanya. Sang kakak berjanji tak akan membocorkan soal ujian. Karena sama-sama rikuh, kakak dan adik saling menjauhkan diri sebelum ujian. "Untung, ada lawatan ke luar negeri," ujar Nungky, yang tetap bertubuh kerempeng ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini