Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

tokoh

Kebaya Lawas Kesayangan Christine Hakim

Aktor Christine Hakim mencintai kebaya dan pakaian batik khas Nusantara. Memakainya ke berbagai acara.

3 Desember 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BINTANG film Christine Hakim sangat mencintai kebaya dan kain batik. Perempuan bernama lengkap Herlina Christine Natalia Hakim ini kerap mengenakan busana khas Nusantara itu dalam berbagai acara yang dia hadiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saking cintanya pada busana tersebut, Christine masih mengenakan kebaya lawas, seperti dalam acara Panggung Karya Nusantara di Sarinah, Jakarta, Jumat, 24 November lalu. Padahal kebaya model encim berbahan katun warna putih tersebut sudah ditisik—dijahit di bagian yang berlubang atau robek—tapi dia tetap bangga mengenakannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kebaya ini sudah hampir 100 tahun umurnya. Kebaya ini saya beli dari teman saya asal Bali yang punya toko kain dan batik, terutama dari Pekalongan,” kata Christine seraya menunjukkan bagian kebaya yang sudah ia tisik kepada Tempo, Jumat, 24 November lalu.

Sebagai padanan kebayanya, perempuan yang lahir pada 25 Desember 1956 ini mengenakan kain batik karya mendiang Iwan Tirta, salah satu perancang batik favoritnya. “Bagi saya, batik Iwan itu seperti punya roh. Dia membatik seperti bermeditasi,” ujar aktris yang namanya meroket lewat perannya di film Tjoet Nja’ Dhien (1988) ini.

Tak hanya memakainya di dalam negeri, Christine kerap mengenakan busana nasional kebaya dan batik ketika menghadiri perhelatan internasional. Misalnya dalam Festival Film Internasional Cannes, Prancis, 2002. Menurut Christine, itu merupakan bentuk apresiasi, pelestarian, dan diplomasi budaya.

Saat itu pemeran dalam film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas ini mengenakan kebaya berbahan suede hitam beraksen keemasan dipadukan dengan kain batik karya Iwan Tirta. “Kita ini perempuan Indonesia. Jadi saya pikir, kalau kita pakai kebaya dan kain, di situlah letak sensualitasnya. Bukan gaun atau dress seperti lainnya,” ucap Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Festival Film Indonesia 2020 lewat film Perempuan Tanah Jahanam tersebut.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Kebaya Lawas Kesayangan"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus