Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BINTANG film Christine Hakim sangat mencintai kebaya dan kain batik. Perempuan bernama lengkap Herlina Christine Natalia Hakim ini kerap mengenakan busana khas Nusantara itu dalam berbagai acara yang dia hadiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saking cintanya pada busana tersebut, Christine masih mengenakan kebaya lawas, seperti dalam acara Panggung Karya Nusantara di Sarinah, Jakarta, Jumat, 24 November lalu. Padahal kebaya model encim berbahan katun warna putih tersebut sudah ditisik—dijahit di bagian yang berlubang atau robek—tapi dia tetap bangga mengenakannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kebaya ini sudah hampir 100 tahun umurnya. Kebaya ini saya beli dari teman saya asal Bali yang punya toko kain dan batik, terutama dari Pekalongan,” kata Christine seraya menunjukkan bagian kebaya yang sudah ia tisik kepada Tempo, Jumat, 24 November lalu.
Sebagai padanan kebayanya, perempuan yang lahir pada 25 Desember 1956 ini mengenakan kain batik karya mendiang Iwan Tirta, salah satu perancang batik favoritnya. “Bagi saya, batik Iwan itu seperti punya roh. Dia membatik seperti bermeditasi,” ujar aktris yang namanya meroket lewat perannya di film Tjoet Nja’ Dhien (1988) ini.
Tak hanya memakainya di dalam negeri, Christine kerap mengenakan busana nasional kebaya dan batik ketika menghadiri perhelatan internasional. Misalnya dalam Festival Film Internasional Cannes, Prancis, 2002. Menurut Christine, itu merupakan bentuk apresiasi, pelestarian, dan diplomasi budaya.
Saat itu pemeran dalam film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas ini mengenakan kebaya berbahan suede hitam beraksen keemasan dipadukan dengan kain batik karya Iwan Tirta. “Kita ini perempuan Indonesia. Jadi saya pikir, kalau kita pakai kebaya dan kain, di situlah letak sensualitasnya. Bukan gaun atau dress seperti lainnya,” ucap Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Festival Film Indonesia 2020 lewat film Perempuan Tanah Jahanam tersebut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Kebaya Lawas Kesayangan"